Bandara di Asia-Pasifik Butuh Bantuan Pemerintah

Friday, 03 April 20 Herry Drajat
Singapore Airlines Indonesia Travel & Tourism Awards

Airports Council International (ACI) Asia-Pasifik memperingatkan, jika pemerintah tidak melakukan intervensi, sejumlah bandara di Asia-Pasifik dan Timur Tengah akan berada dalam kesulitan finansial.

Menurut perkiraan ACI, pandemi COVID-19 pada tahun 2020 akan menyebabkan kerugian sebesar US$23,9 miliar di Asia-Pasifik dan US$5,7 miliar di Timur Tengah. Pada kuartal pertama 2020, kerugian untuk Asia-Pasifik diperkirakan mencapai US$5,6 miliar. Kerugian tersebut diakibatkan hilangnya lalu-lintas 1,5 miliar penumpang di kedua wilayah.

Stefano Baronci, Direktur Jenderal ACI Asia-Pasifik, mengatakan bahwa sekitar 10 persen dari total pendapatan tahunan hilang hanya dalam tempo tiga bulan. Setiap penumpang yang hilang pada maskapai sama dengan penumpang yang hilang di bandara. Langkah-langkah bantuan diperlukan sekarang adalah untuk memperkuat seluruh sektor penerbangan, terutama untuk menyelamatkan para pekerja dan memungkinkan pemulihan ekonomi.

BACA JUGA:   Indonesia Peringkat Keempat di Asia Tenggara dalam Hal Jumlah Kunjungan Wisman

Beberapa negara sudah merespons peringatan dari ACI, seperti Amerika Serikat yang menjanjikan bantuan US$58 miliar. Di Singapura, Singapore Airlines telah menerima paket pendanaan S$13 miliar dari Temasek Holdings.

Menurut ACI, data penumpang mingguan awal dari Januari hingga pertengahan Maret di 12 bandara utama Asia-Pasifik yang menangani sekitar 22 persen lalu-lintas di wilayah tersebut menunjukkan penurunan. Puncak penurunan terjadi pada minggu kedua Maret 2020. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019, terjadi penurunan lebih dari 80 persen.

BACA JUGA:   KTO Jakarta Berbagi Melalui Imagine Your Korea

Konektivitas jaringan bandara yang berada di Asia-Pasifik dan Timur Tengah sangat penting untuk manfaat sosial dan ekonomi jangka panjang. ACI Asia-Pasifik merekomendasikan pendanaan khusus untuk menjaga bandara tetap beroperasi dan memastikan keberlanjutan ekonomi mereka.

Beberapa negara masih mempertimbangkan langkah-langkah apa yang mesti dilakukan ketika krisis terjadi. ACI Asia-Pasifik sangat mengharapkan langkah-langkah kebijakan yang menguntungkan semua pihak di sektor penerbangan tanpa mengurangi preferensi dalam penerbangan.