Pemerintah Indonesia akan kembali membuka pariwisata, khususnya bagi wisatawan mancanegara, secara hati-hati dan perlahan. Seiring berjalannya proses vaksinasi COVID-19, pemerintah akan membuka kembali pariwisata internasional melalui travel corridor arrangement.
“Kita akan lakukan uji coba di tiga wilayah zona hijau yang ada di Bali, setelah itu menyusul provinsi lainnya. Rencananya akan dimulai pada pertengahan Juni atau Juli 2021 dengan berbagai persyaratan di dalamnya,” ungkap Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Syarat yang harus dipenuhi untuk menjalankan program tersebut di antaranya angka COVID-19 yang terkendali, peningkatan kepatuhan protokol kesehatan, serta peningkatan dan penguatan testing, tracing and treatment. Sandiaga juga akan mempercepat proses vaksinasi bagi daerah yang ditunjuk sebagai pelaksana travel corridor arrangement.
Selain merujuk pada persyaratan tersebut, ada hal penting lainnya yang harus diperhatikan untuk kembali membuka pariwisata Indonesia. Menurut Dino Patti Djalal, Chief Strategic Advisor Kemenparekraf, pemerintah juga harus menggencarkan promosi pariwisata Indonesia di seluruh negara dunia.
Dino yang juga sebagai salah seorang diaspora mengatakan bahwa promosi pariwisata yang dilakukan pemerintah Indonesia masih terbilang minim. Padahal, menurutnya, promosi menjadi langkah yang paling penting dilakukan pemerintah untuk memperkenalkan pariwisata Indonesia ke mata dunia.
“Salah satu kelemahan Indonesia menurut diaspora adalah dari segi promosi. Kita itu harus sadar, kalau ingin membuka pariwisata, tetapi tidak ada turis yang datang juga percuma. Makanya, kita butuh menggencarkan promosi kita ke luar negeri,” ungkap Dino.
Menurut Dino, banyak cara yang dapat dilakukan untuk memulai promosi terkait pariwisata Indonesia. Cara sederhananya adalah dengan membuat video singkat yang berisikan pengalaman menarik saat berkunjung ke sebuah destinasi wisata. Oleh sebabnya, cara promosi yang hanya mengandalkan foto saja dinilai tidak terlalu kompetitif untuk dilakukan saat ini.
“Intinya adalah traveling is experience-nya, explore the moment. Jadi, buat short video dengan durasi 2-3 menit saja dan menceritakan bagaimana caranya menikmati pengalaman baru di sebuah tempat secara spesifik. Ini harus jadi bahan promosi baru kita di Indonesia,” ujarnya.
Melalui cara ini diharapkan Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara lainnya, khususnya di Asia Tenggara dalam segi promosi. Video singkat ini juga dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para travel agent saat mempromosikan Indonesia ke mitra bisnisnya di luar negeri.
“Di Asia Tenggara itu yang paling aktif promosi Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Mereka semua aktif promosi di taksi, MRT, billboard, poster, dan lainnya. Indonesia jelas kalah bersaing karena katanya anggarannya kurang untuk berpromosi seperti itu. Makanya, dengan adanya video ini, paling tidak kita punya pegangan untuk disebarkan kepada relasi-relasi yang berada di luar negeri,” ucapnya lagi.
KOMENTAR
0