Dua Hotel Tutup Sementara, Pasok Kamar di Surabaya Berkurang

Tuesday, 14 January 25 Bonita Ningsih
TAUZIA Flash Sale 12.12

Perkembangan bisnis perhotelan di Surabaya dinilai masih kurang baik semenjak pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Hal ini terbukti dengan rendahnya pasok hotel di Surabaya, meskipun badai pandemi telah berakhir.

“Kami melihat hingga tahun 2024 pasok hotel di Surabaya ini masih cukup terbatas. Bahkan, saat ini terdapat hotel yang berhenti beroperasi sehingga mengurangi pasok kamar,” ungkap Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia, dalam Colliers Virtual Media Briefing.

Berdasarkan data dari Colliers Indonesia, terdapat dua hotel yang berhenti beroperasi di Surabaya pada tahun 2024. Keduanya merupakan hotel bintang 4 yaitu Grand Tropic Suites dan Grand Palace Hotel.

Grand Tropic Suites Surabaya terletak di Surabaya Selatan yang memiliki 209 kamar di dalamnya. Sedangkan, Grand Palace Hotel Surabaya merupakan hotel di Surabaya Pusat yang memiliki 360 kamar. Dengan tutupnya kedua hotel tersebut, Surabaya, kehilangan 569 pasok kamar untuk mengakomodir kebutuhan MICE dan wisata. 

BACA JUGA:   Kunjungan Wisatawan ke Singapura Turun 85,7 Persen Selama 2020

Head of Hospitality Services Colliers Indonesia, Satria Wei, menjelaskan bahwa kedua hotel tersebut memang tidak dapat pick up bisnis dengan baik sejak masa pandemi. Keduanya sempat beroperasi dengan kapasitas minimal, namun, pada tahun 2024 sudah tidak dapat kembali normal. 

“Pendapatan operasional saat itu masih belum dapat menutup biaya operasional maupun beban investasi lainnya. Untuk tidak memperparah kondisi keuangan hotel dan pemilik, maka diputuskan ditutup pada 2024 kemarin,” kata Satria saat dihubungi melalui telepon.

Hal tersebut diperparah dengan adanya aturan pemerintah terkait pemangkasan anggaran perjalanan dinas pada kuartal terakhir 2024. Aturan ini juga berdampak terhadap kinerja hotel lainnya di Surabaya yang sudah mengalami penurunan bisnis sejak November 2024. Padahal, penurunan bisnis hotel di Surabaya setiap tahunnya diproyeksikan terjadi pada minggu kedua bulan Desember. 

BACA JUGA:   Colliers Proyeksikan Kinerja Hotel Meningkat pada Paruh Kedua 2024

Menurutnya, kondisi tersebut masih akan terus berlangsung hingga tahun 2025 mengingat kegiatan MICE dari sektor pemerintahan diprediksi menurun. Namun, kinerja hotel di Surabaya akan terbantu dengan adanya kegiatan bisnis non pemerintahan yang menunjukkan peningkatan di tahun 2025.

“Jadi, saya melihat trend bisnis hotel di Surabaya ini akan flat atau tertahan di tahun 2025 ini,” Satria menambahkan.

Hal senada juga dikatakan Ferry, kinerja hotel di Surabaya diprediksi masih melambat hingga triwulan I tahun 2025. Hal ini lumrah terjadi mengingat Surabaya merupakan kota bisnis yang lebih mengandalkan aktivitas MICE dari pemerintahan maupun korporat.

BACA JUGA:   Targetkan 350 Juta Pergerakan Selama Lebaran, Menparekraf Ajak Pelaku Ekraf Tingkatkan Omset

“Seperti kita ketahui, bulan Ramadan tahun ini jatuh pada bulan Maret sehingga hampir dapat dipastikan aktivitas bisnis di Surabaya cenderung melambat. Apalagi, saat ini bisnis hotel di sana masih dalam fase pemanasan sehingga memengaruhi kinerjanya,” ucap Ferry.