Pemerintah Provinsi Bali tengah mempersiapkan segala sesuatu untuk kembali membuka pariwisata di daerahnya, mulai dari penerapan protokol kesehatan hingga membangun kerja sama dengan maskapai penerbangan.
Pembukaan pintu pariwisata di Bali memang dimulai dengan perjalanan domestik, kemudian disusul oleh perjalanan internasional. Beberapa negara di dunia, seperti Australia, Jerman, hingga Cina, sudah menanti pembukaan kembali pariwisata internasional di Bali.
Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Wakil Gubernur Bali, mengatakan, pintu wisata internasional akan dibuka secara hati-hati dan bertahap. Pihaknya akan melakukan strategi terbaik agar pembukaan pariwisata ini tidak menimbulkan masalah baru di daerahnya.
Salah satu strategi yang dilakukan ialah dengan mengajak kerja sama maskapai penerbangan untuk mengawasi pembukaan pariwisata internasional. Bentuk kerja sama yang akan dilakukan ialah dengan menyediakan charter flight bagi wisatawan mancanegara yang akan memasuki kawasan Bali.
“Kami sudah membicarakan hal ini dengan Garuda Indonesia, dan mereka sudah setuju untuk menjadi charter flight bagi wisatawan mancanegara,” ungkap Cok Ace, begitu sapaannya.
Salah satu negara yang menyatakan siap untuk menggunakan jasa ini ialah Cina. H.E Gou Haodong, Konsulat Jenderal Cina di Denpasar, mengatakan, untuk memulai perjalanan internasional memang diperlukan charter flight dari negara masing-masing untuk mengurangi terjadinya penyebaran virus COVID-19 yang lebih luas.
“Harus dipersiapkan charter flight dari Wuhan atau kota-kota lainnya yang ada di Cina menuju Bali. Dengan charter flight ini tentunya akan ada batasan kapasitas di dalamnya sehingga wisatawan tidak perlu khawatir saat ingin wisata internasional,” kata Haodong.
Selain itu, Pemprov Bali juga akan bekerja sama dengan pemerintah pusat untuk melakukan promosi pariwisata ke tahap internasional. Sigit Witjaksono, Direktur Pemasaran Pariwisata Regional 2 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengungkapkan, pemerintah telah menyiapkan beberapa strategi untuk menarik perhatian turis asing, khususnya Cina, agar tidak ragu datang ke Bali.
“Saat ini, kami sudah ready dengan protokol CHS (Cleanliness, Health, and Safety). Saya rasa, jika CHS diimplementasikan dengan baik akan menjadi poin penting bagi turis Cina untuk segera datang ke Bali,” ujar Sigit.
KOMENTAR
0