Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menjadi salah satu pihak yang mendukung program “Indonesia Spice Up The World” (ISUTW). Program yang melibatkan lintas kementerian/lembaga ini dihadirkan sebagai salah satu upaya perluasan pemasaran produk bumbu, pangan olahan, dan rempah Indonesia.
Salah satu bentuk dukungan yang dilakukan Kemenparekraf terkait program ini adalah melakukan kunjungan kerja ke New York, Amerika Serikat. Dalam hal ini, Kemenparekraf, mengirim beberapa delegasi ke sana untuk melakukan koordinasi bersama KBRI dan KJRI di New York.
“Kehadiran delegasi Kemenparekraf ke Amerika Serikat akan menjadi langkah awal kami untuk mendukung program Indonesia Spice Up The World,” ungkap Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Nantinya, koordinasi yang akan dilakukan berupa penguatan jejaring melalui pertemuan dengan para penggiat kuliner, importir bumbu, dan pengusaha restoran non Indonesia di New York. Pihak-pihak tersebut yang nantinya akan berperan aktif menyemarakkan program dan mendorong pembukaan restoran baru berbasis kuliner Indonesia di New York.
“Kegiatan ini sudah terjadwal lama dan saat ini sudah masuk tahap eksekusi. Ini adalah pilihan, ditunda atau dijalankan yang pasti dilakukan dengan adaptasi. Langkah ini kita ambil untuk memastikan agar pemulihan ekonomi kita tidak tertunda,” katanya.
Sandiaga juga menegaskan keberangkatan delegasi ke Amerika Serikat sudah mendapatkan persetujuan dari Presiden Joko Widodo. Ia juga akan memastikan seluruh delegasi yang ditugaskan untuk berangkat ke Amerika Serikat akan menaati protokol kesehatan secara ketat.
“Saya sendiri sudah mendapat persetujuan dari pimpinan untuk berangkat ke sana, tetapi, di sini saya putuskan untuk tidak berangkat dan mengikuti kegiatan secara hybrid,” ucapnya lagi.
Amerika Serikat dipilih sebagai negara yang dikunjungi karena dinilai memiliki jumlah penggiat kuliner Indonesia cukup signifikan. Dengan begitu, Amerika Serikat dinilai aktif dan memiliki kesiapan untuk mempromosikan ISUTW secara global.
Sandiaga juga menilai bahwa Amerika Serikat merupakan pasar besar untuk mengembangkan rempah-rempah dan kuliner khas Indonesia. Berdasarkan data, terdapat sekitar 20-25 persen pasar ekspor rempah-rempah Indonesia masuk ke negara tersebut.
“Peluang besar lainnya adalah restoran Indonesia yang di sana. Berdasarkan data yang kami peroleh, sudah ada sekitar 100 sampai 150 restoran yang berpartisipasi dalam program ini,” ujar Sandiaga.
Selain mempromosikan rempah nusantara, delegasi Kemenparekraf akan melakukan pertemuan dengan beberapa pihak terkait International Year of Creative Economy. Bersama PTRI, pertemuan ini bertujuan untuk menekankan kembali posisi Indonesia dan peluang untuk kerja sama internasional. Selain itu, menguatkan jejaring strategis lainnya di bidang musik, wisata minat khusus, dan MICE.
KOMENTAR
0