Kemenparekraf Promosikan Rempah Indonesia Melalui Indonesia Spice Up The World

Wednesday, 21 July 21 Bonita Ningsih

Dalam rangka meningkatkan industri kuliner Indonesia, pemerintah melalui Kemenko Marves menggagas program “Indonesia Spice Up The World” (ISUTW). Program kolosal yang mengambil konsep Indonesia incorporated ini mengajak semua pihak untuk berkolaborasi.

Pelaksanaan ISUTW akan melibatkan banyak pihak seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengusaha, akademisi, komunitas, dan media. ISUTW juga telah menggandeng maskapai penerbangan Garuda Indonesia sebagai pemasok logistik dan Bank Negara Indonesia (BNI) untuk segi pembiayaan.

Salah satu pihak yang mendukung penuh program ini adalah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan program ini sebagai salah satu upaya perluasan pemasaran produk bumbu, pangan olahan, dan rempah Indonesia.

BACA JUGA:   Kunjungan Wisman ke Bali Belum Pulih 100 Persen

“Melihat fakta yang ada bahwa bumbu Indonesia itu kurang dikenal dunia, padahal memiliki cita rasa khas dengan potensi rempah yang tinggi. Oleh sebabnya, kita ingin program ini dapat berjalan dengan baik,” ungkap Sandiaga saat Weekly Press Briefing secara daring.

Tujuan lain dibentuknya program ISUTW adalah mendorong kuliner Indonesia agar dapat hadir di mancanegara melalui etalase restoran. Dengan begitu, akan memberikan nilai tambah bagi industri kuliner Indonesia sehingga mampu bersaing secara internasional.

BACA JUGA:   Lima Sarana Wajib Dimiliki Destinasi MICE

Pemerintah juga akan semakin berkomitmen untuk menumbuhkan nilai ekspor dari bumbu/rempah olahan dan komoditas/rempah segar Indonesia. Pasalnya, nilai ekspor yang dihasilkan dari rempah-rempah tersebut mengalami tren positif dengan rata-rata pertumbuhan 2,95 persen selama lima tahun terakhir. Bahkan, pada tahun 2020 tercatat nilai ekspor yang dihasilkan mencapai US$ 1,02 miliar.

Bumbu yang akan dipromosikan dalam program ISUTW adalah rendang, nasi goreng, sate, soto, gado-gado, serta bumbu pendukung lainnya seperti kecap dan kacang tanah. Sedangkan, rempah prioritas untuk di ekspor adalah lada, pala, cengkeh, jahe, kayu manis, dan juga vanila.

BACA JUGA:   Nasib MICE Pasca Jokowi

Pelaksanaan program ISUTW akan dilakukan hingga tahun 2024 mendatang dengan berbagai target di dalamnya. Selama program ini berlangsung, pemerintah menargetkan dapat menghadirkan 4.000 restoran Indonesia di luar negeri dengan peningkatan nilai ekspor menjadi US$ 2 miliar.