Kementerian BUMN mengajukan tambahan modal dalam bentuk penyertaan modal negara (PMN) untuk PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) sebesar Rp3 triliun. Dalam dengar pendapat pada Senin (27/6), Komisi VI DPR RI menyetujui usulan Kementerian BUMN tersebut.
“Salah satu pertimbangan kami adalah, Waskita mengalami kenaikan corporate rating dari ‘BBB’ dengan negative outlook menjadi ‘BBB’ dengan stable outlook pada Q2 2022 dari Pefindo Indonesia. Ini cukup menghadirkan kepercayaan dari kami dan masyarakat,” ujar Anggota Komisi VI DPR RI, Singgih Januratmoko.
Suntikan modal dari pemerintah tersebut, menurut Singgih, diperuntukkan Waskita untuk menyelesaikan dua proyek tol. Pertama proyek tol Kayu Agung-Palembang-Betung yang membentang sepanjang 112 km, dengan anggaran Rp2,004 triliun.
“Sementara tol kedua Ciawi-Sukabumi sepanjang 54 km, yang membutuhkan anggaran Rp996 miliar,” pungkas Singgih.
Singgih menilai proyek tersebut sangat strategis. Menurut dia, Sumatera Selatan memiliki potensi pariwisata yang belum dimanfaatkan maksimal. Di sisi lain, beragam komoditas seperti karet, sawit, dan lalu-lintas barang dan jasa membutuhkan akses yang lancar.
Menurutnya, Tol Kayu Agung – Palembang – Betung merupakan bagian dari koridor utama Jalan Tol Trans Sumatera. Dengan adanya tol tersebut, Singgih berharap makin terintegrasi konektivitas kawasan, serta memperlancar arus distribusi barang dari pusat industri di koridor Palembang – Jambi.
“Jalan tol ini juga terkoneksi dengan jalan nasional di Sumatera, sehingga mampu mendukung pengembangan Sumatera Selatan,” imbuhnya.
“Tol tersebut kian menghubungkan kawasan industri, pariwisata, bandara, dan pelabuhan. Dengan demikian dapat mengurangi biaya logistik, bahkan memompa daya saing produk dalam negeri,” kata Singgih.
Sementara untuk tol Ciawi-Sukabumi, Singgih memaparkan keberadaan jalan tol tersebut kian mengintegrasikan destinasi pariwisata di Jawa Barat.
“Penyelesaian ruas tol Ciawi-Sukabumi memudahkan pelaku industri khususnya, industri pariwisata merancang perjalanan yang lebih cepat, murah, dan aman. Dengan demikian, serapan wisatawan mancanegara makin tinggi,” ujarnya.
Singgih mengatakan, tol Ciawi-Sukabumi memberikan dukungan terhadap konektivitas menuju beragam destinasi yang terkenal di Jawa Barat, seperti pantai di Pelabuhan Ratu, Ujung Genteng, Geopark Ciletuh, hingga Gunung Gede dan banyak wisata lainnya yang cukup menarik untuk disinggahi.
“Kunjungan wisatawan tersebut bakal berefek ganda, seperti tumbuhnya bisnis hotel, transportasi, restoran, dan terutama perputaran ekonominya langsung dinikmati masyarakat paling bawah,” tambah Singgih.
Namun, Singgih juga berharap Waskita terus mengevaluasi, memperbaiki dan mengontrol kinerjanya, terkait dengan rencana restrukturisasi perusahaan. Mentalitas tersebut diperlukan karena PMN bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), yang di dalamnya juga terdapat uang dari rakyat yang dikumpulkan dari pajak.
“Pada dasarnya BUMN dibiayai rakyat melalui negara, untuk itu tujuan akhirnya adalah menyejahterakan dan memakmurkan rakyat,” pungkas Singgih.
KOMENTAR
0