INDEF: Pariwisata Indonesia Masih Kurang Investasi Asing

Thursday, 30 November 23 Bonita Ningsih

Di tengah ketidakpastian kondisi geopolitik dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap kuat dan stabil. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2023 masih tetap tumbuh sebesar 4,94 persen (yoy), meskipun sedikit lambat dari triwulan sebelumnya yang mencapai 5,17 persen (yoy). 

Dengan adanya perkembangan tersebut, Bank Indonesia, telah memperkirakan Indonesia akan mengalami pertumbuhan ekonomi sekitar 4,5 hingga 5,3 persen pada 2023. Ke depannya, pertumbuhan ekonomi akan didukung oleh permintaan domestik baik konsumsi, swasta, pemerintah, maupun investasi. 

“Sama halnya seperti sektor pariwisata yang hingga saat ini masih memiliki ruang investasi besar di dalamnya,” kata Kepala Pusat Industri, Perdagangan dan Investasi The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Andry Satrio Nugroho, dalam acara Indonesia Tourism Outlook 2024 di Jakarta.

BACA JUGA:   Arief Yahya: Sulit Promosikan Mandalika

Berdasarkan data yang ia terima, saat ini investasi di sektor pariwisata memang masih didominasi oleh investor domestik. Bahkan, menurutnya, investasi domestik dari tahun ke tahun selalu mengalami pertumbuhan khususnya di sektor hotel dan restoran. Meskipun, menurutnya, pertumbuhannya tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan sektor transportasi dan perdagangan.

“Dengan data-data tersebut, dapat dipastikan saat ini sektor pariwisata masih kekurangan investasi dari asing. Hal tersebut harus kita genjot lagi,” dia menambahkan.

BACA JUGA:   Tren Digital Nomad Mampu Meningkatkan Pariwisata Indonesia

Hal tersebut sejalan dengan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam acara yang sama. Disebutkan bahwa realisasi investasi untuk Penanaman Modal Asing (PMA) baru mencapai Rp8,07 triulun, sedangkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp14,99 triliun.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, menjelaskan bahwa negara terbanyak yang berinvestasi di PMA adalah Singapura, Hong Kong, dan India. Bahkan, Singapura telah menduduki peringkat teratas sepanjang semester I tahun 2023 sebagai negara dengan jumlah investasi terbanyak ke Indonesia.

BACA JUGA:   Rayakan HUT RI, Plataran Hadirkan Tema Pulih Alamku, Bangkit Bangsaku 

Dalam data yang diperoleh Kemenparekraf, Singapura menanamkan modal ke pariwisata Indonesia sebesar US$166,13 juta atau sekitar Rp2,56 triliun. Kemudian disusul oleh Hong Kong dengan nilai investasi US$116,27 juta, lalu India sebesar US$93,63 juta.

“Kebanyakan yang mereka buka adalah restoran, hotel berbintang, dan fitness center. Ini yang menjadi pilihan utama mereka untuk berinvestasi,” ucap Sandiaga.