Kunjungan kerja yang dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) ke New York, Amerika Serikat untuk mendukung program “Indonesia Spice Up The World” (ISUTW) berjalan dengan baik. Beberapa delegasi yang dikirim Kemenparekraf ke sana telah berhasil melakukan sejumlah agenda untuk mempromosikan produk-produk khas Indonesia.
“Tim kami telah mengadakan beberapa pertemuan di sana dan tanggapan masyarakat sana sangat antusias. Meskipun saya tidak mengikuti secara langsung, tetapi, saya hadir secara virtual karena acara ini berbasis hybrid,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno.
Indonesia Spice Up The World merupakan program yang melibatkan lintas kementerian/lembaga dengan tujuan memperluas pemasaran produk bumbu, pangan olahan, dan rempah Indonesia. Dalam kunjungan kerjanya, para delegasi diminta berkoordinasi dengan baik oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan Konsulat jenderal Republik Indonesia (KJRI) di New York.
Koordinasi yang dilakukan berupa penguatan jejaring melalui pertemuan dengan para penggiat kuliner, importir bumbu, dan pengusaha restoran non Indonesia di New York. Pihak-pihak tersebut yang nantinya akan berperan aktif menyemarakkan program dan mendorong pembukaan restoran baru berbasis kuliner Indonesia di New York.
“Langkah awal ini kita mulai di New York secara simbolis. Hal ini dilakukan karena dulu ada sejarah Indonesia dan Amerika yang berkaitan dengan rempah-rempah. Bahkan, ada jalur rempah-rempah khusus Indonesia hingga Amerika,” jelasnya.
Dengan adanya kunjungan kerja ini, Sandiaga berharap agar target dari program Indonesia Spice Up The World dapat terwujud. Kemenparekraf menargetkan adanya peningkatan nilai ekspor bumbu dan rempah menjadi US$ 2 miliar hingga 2024 dan mampu menghadirkan 4.000 restoran Indonesia di luar negeri.
Tak hanya itu, kehadiran delegasi Kemenparekraf juga ditugaskan untuk melakukan berbagai pertemuan dan juga benchmarking. Sandiaga akan menceritakan agenda apa saja yang sudah dijalankan delegasi Kemenparekraf pada tanggal 21-26 Juli 2021 di New York, Amerika Serikat.
Agenda pertama adalah melakukan diskusi bersama diaspora terkait dangdut mendunia. Menurut Sandiaga, sudah lama Indonesia ingin mendaftarkan musik dangdut sebagai warisan budaya dunia ke UNESCO.
“Di sana, kita mulai menjajaki kerja sama dengan berbagai pihak untuk dapat membantu proses ini. Sudah saatnya dangdut goes to UNESCO dan dangdut dapat terkenal di dunia,” ucapnya lagi.
Selain itu, delegasi Kemenparekraf melakukan kunjungan ke US Tour Operator Association untuk membahas kerja sama paket-paket wisata dan MICE ke Indonesia. Kemudian melakukan benchmarking ke sejumlah restoran Indonesia seperti Wayan Resto 4 (Manhattan), Awang Resto, (Queens), Sky Cafe (Queens), hingga Asian Taste (Queens). Selanjutnya mengadakan diskusi offline dengan pelaku usaha kuliner di KJRI, diskusi dengan diaspora pelaku ekraf di AS, dan berbagai agenda lainnya.
“Jadi, selain menjadi diplomasi gastronomi, kunjungan ini juga sebagai ajang promosi produk pariwisata dan ekonomi kreatif. Dari beberapa pertemuan tingkat tinggi tersebut juga kita mendapatkan kabar bahwa minat kunjungan masyarakat Amerika ke Bali itu sangat tinggi sehingga hal ini perlu diapresiasi,” jelasnya lagi.
KOMENTAR
0