PADA tahun 2015, Los Angeles, California, Amerika Serikat, diproyeksikan menerima kunjungan 45 juta wisatawan. Angka itu naik 2,3 persen dibandingkan tahun lalu yang berada di angka 44,2 juta wisatawan. Kota terbesar kedua di Amerika Serikat itu juga ditargetkan kedatangan 50 juta wisatawan pada 2020.
Data itu dipublikasikan Los Angeles Tourism & Convention Board (LATCB) dalam Tourism Market Outlook Forum yang digelar akhir Agustus silam. Los Angeles tampaknya cukup percaya diri dapat mencapai target 50 juta wisatawan, mengingat sepanjang 2016 Los Angeles akan menjadi tuan rumah bagi perhelatan 32 konvensi internasional dengan kontribusi pendapatan mencapai US$429 juta (Rp6,068 triliun).
Kunjungan wisatawan domestik ke Los Angeles pada 2015 diperkirakan tumbuh 1,5 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 23 juta, diikuti pertumbuhan wisatawan mancanegara sebesar 3,2 persen di angka 6,7 juta turis. Apabila skenario itu terpenuhi, maka spending wisatawan di Los Angeles akan berada di angka US$20 miliar (Rp285,4 triliun), tumbuh 5,2 persen dibandingkan tahun lalu sebesar US$19,6 miliar (Rp279,7 triliun).
Ernest Wooden Jr, Presiden dan CEO Los Angeles Tourism, mengatakan, selama empat tahun terakhir, Los Angeles sukses memecahkan target kunjungan wisatawan. “Ini membuat kami optimistis dapat mencapai target 50 juta wisatawan lima tahun mendatang. Untuk mengakomodasi pertumbuhan pengunjung, kami akan membenahi infrastruktur dan menambah jumlah kamar hotel,” katanya.
Saat ini, Los Angeles tengah menggarap pengerjaan 39 proyek hotel baru di mana 17 di antaranya telah memasuki tahap pembangunan, sedangkan 22 lainnya dalam fase finalisasi perencanaan. Apabila rampung, dalam lima tahun mendatang Los Angeles akan memiliki tambahan 7.900 kamar hotel.
Wooden menambahkan, tingkat hunian kamar (okupansi) hotel selama semester I 2015 mencapai 79,6 persen, dan diproyeksikan menyentuh 79,3 persen hingga akhir tahun. Sementara itu, revenue per available room (RevPAR) semester I 2015 mencapai US$122,83 (Rp1.752.661), naik 7,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2014. “RevPAR sepanjang 2015 kami proyeksikan mencapai US$123,25 (Rp1.758.654), naik 6,1 persen dibandingkan tahun lalu,” imbuhnya.
Penulis: Siska Maria Eviline
KOMENTAR
0