Industri Pariwisata Butuh Sistem Pelacakan untuk Cegah Corona

Thursday, 14 May 20 Bonita Ningsih

Memasuki bulan ketiga penyebaran COVID-19 di Indonesia, banyak industri bergerak untuk melakukan pemulihan. Hal ini yang juga dilakukan oleh para pelaku industri pariwisata untuk menyambut new normal.

Kendati sudah digaungkan akan mengalami pemulihan, industri pariwisata tetap harus tetap memerhatikan protokol kesehatan dan keselamatan di dalamnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan ialah dengan menciptakan teknologi terbaru untuk melacak keberadaan para wisatawan yang ingin melakukan perjalanan wisata di Indonesia.

Indradi Soemardjan, Volunteer Crew Historical Vessel Vega, mengungkapkan bahwa teknologi ini dinilai sangat penting untuk menerapkan protokol kesehatan di industri pariwisata, khususnya wisata bahari. Menurutnya, protokol kesehatan tidak hanya mencakup aspek sanitasi, tetapi juga ada aspek teknologi di dalamnya. Ia menjelaskan, teknologi yang dimaksud ialah membuat sistem pelacakan yang dapat dipantau secara daring untuk melihat pergerakan wisatawan.

BACA JUGA:   Perkuat Pasar Asia, Accor dan tiket.com Jalin Kemitraan Strategis Global

“Sanitasi itu wajib, tidak ada COVID-19 juga harus ada, makanya harus ditambah dengan protokol tracing system ini. Saya rasa ini harus menjadi perhatian utama kita semua karena penyebaran ini akan terus berlangsung mungkin sampai lima tahun ke depan,” jelas Indi, begitu sapaan akrabnya.

Menurutnya, cara ini terinspirasi dari negara Singapura yang telah menerapkan sebuah teknologi khusus untuk memantau pergerakan masyarakatnya. Sebagai pemilik perusahaan yang berbasis di Singapura, Indi selalu mengikuti perkembangan terkait penyebaran COVID-19 di negara tersebut.

BACA JUGA:   Kemenparekraf Berharap Agustine Phinisi Jadi Daya Tarik Baru di Kepulauan Seribu

“Di sana, kalau mau masuk fasilitas umum harus melakukan check in dan check out menggunakan mobile device. Mereka lakukan cara ini untuk tracing karena penyebaran virus ini dapat terjadi kapan saja dan akan terus terjadi walaupun kondisi sudah normal,” ujarnya lagi.

Meskipun cara ini dinilai dapat mengganggu ranah pribadi setiap orang, masyarakat Singapura harus patuh terhadap peraturan yang telah dibuat. “Bicara ini pasti berhubungan dengan privacy seseorang, tetapi kalau mau aman dan nyaman ya harus ikut aturan ini,” ia menambahkan.

Oleh karenanya, ia meminta pemerintah Indonesia untuk mengadopsi cara ini agar penyebaran virus COVID-19 mudah ditangani. Selain mencegah penyebaran, cara ini juga dapat mendeteksi daerah mana saja yang aman untuk didatangi bagi calon wisatawan.

BACA JUGA:   Promosi Danau Toba untuk Gaet Turis Yogyakarta

“Mudah-mudahan kita bisa buat sistem ini ke dalam aplikasi khusus. Jadi, mau tidak mau, turis yang masuk ke Indonesia ini dapat diikuti pergerakannya atau dimonitor demi mengendalikan penyebaran virus ini,” ungkap Indi.