Aplikasi pengembangan dunia pariwisata yang dibuat oleh Masyarakat Sadar Wisata (MASATA), yakni Indonesia Tourism E.Learning (ITEL), telah menjadi incaran bagi beberapa masyarakat Indonesia. Setelah rilis pada 1 Mei 2020 silam, aplikasi ini sudah mulai banyak diminati oleh pelaku industri pariwisata, khususnya yang terkena dampak COVID-19.
Target utama peserta ITEL memang para pekerja pariwisata yang terkena PHK atau unpaid leave yang ingin menambah kemampuannya di bidang pariwisata. Namun, aplikasi gratis dan bersertifikat ini juga terbuka untuk masyarakat umum yang ingin mengetahui industri pariwisata secara mendalam.
“Hingga saat ini, sudah ada 150 orang peserta yang mendaftar di aplikasi ini,” kata Panca Sarungu, Ketua Umum MASATA.
Melihat antusias tersebut, Panca menargetkan akan ada 10.000 peserta yang bergabung di kursus online ITEL. Target ini diharapkan dapat terjadi untuk tiga bulan ke depan sehingga akan semakin banyak masyarakat yang menambah kemampuannya di bidang pariwisata.
Untuk menambah jumlah peserta di ITEL, Panca juga mengajak para asosiasi pariwisata untuk ikut andil di dalamnya. Beberapa asosiasi yang terlibat di antaranya GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia), Astindo (Asosiasi Travel Agent Indonesia), IHGMA (Indonesia Hotel General Manager Indonesia), Asperapi (Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia), ITLA (Indonesian Tour Leader Association), serta PUWSI (Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia).
Salah satu asosiasi yang telah menyumbangkan peserta di kursus online ini ialah ITLA. Dengan jumlah anggota hampir 1.500 orang, Ketua Umum ITLA Tetty DS Ariyanto berusaha mengajak seluruh anggotanya untuk ikut andil dalam kesuksesan aplikasi ini.
“Aplikasi ini juga saya nilai sangat penting bagi seorang tour leader untuk memiliki kompetensi, baik dasar maupun tambahan. Pelatihan ini sangat dibutuhkan anggota kami untuk mendapatkan kompetensi yang berkualitas dan bernilai,” kata Tetty.
Bahkan, Tetty menjadikan pelatihan online ini sebagai salah satu program ITLA yang dinamakan “Merdeka Belajar”. Program ini khusus diciptakan ITLA untuk membantu para anggotanya dalam memelihara dan meningkatkan kompetensi di tengah pandemi COVID-19.
“Selama pandemi ini, memang kita memiliki banyak program untuk membantu anggota kita agar tetap bertahan di tengah krisis ini. Semoga kolaborasi ini menjadi sinergi yang tepat dan menghasilkan sinergi yang berfaedah,” ujar Tetty.
Selama pelatihan online ini, seluruh peserta akan mendapatkan materi dan pembelajaran dari para mentor. Panca mengatakan, saat ini sudah ada lebih dari 20 mentor yang bergabung di aplikasi ini. Beberapa di antaranya berasal dari asosiasi pariwisata, komunitas, dan para profesional.
“Saat ini yang sudah bergabung ini ya teman-teman dekat kita juga, tetapi akan ada rekrutmen lagi di minggu ini. Targetnya, sih, kita dapat 100 mentor dalam waktu dekat,” ungkap Panca.
Lebih lanjut Panca mengatakan, seluruh mentor yang bergabung di aplikasi ini masih bersifat suka rela alias tidak dibayar. Pasalnya, aplikasi online ini dapat diakses secara gratis oleh semua orang sehingga semua yang terlibat di dalamnya bersifat suka rela.
“Saat ini masih kita gratiskan karena untuk membantu teman-teman kita yang terkena dampak COVID-19. Mungkin sampai dua hingga tiga bulan ke depan akan kita kasih gratis, pokoknya sampai wabah ini berakhir,” jelasnya lagi.
Ke depannya Panca juga akan menggandeng kementerian, lembaga, BUMN, dan organisasi swasta untuk mengembangkan medium dan higher education. Menurutnya, pihak swasta juga dapat dijadikan sponsor untuk memberikan modal kepada para mentor yang telah berpartisipasi di dalam pelatihan online ini.
KOMENTAR
0