Kementerian Perdagangan terus mengembangkan pasar ekspor dengan melakukan misi pembelian (buying mission). Kali ini, sekitar 20 pelaku usaha kecil dan menengah dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) North Batinah Oman dipertemukan dengan pelaku usaha Indonesia dalam acara misi pembelian pada 28 Juli 2016 di Jakarta.
“Kami yakin misi pembelian seperti ini dapat membangun jejaring pengusaha antara pelaku usaha kedua negara, dan semoga pada acara ini ada transaksi yang dihasilkan bagi Indonesia dan Oman,” kata Merry Maryati, Direktur Pengembangan Promosi dan Citra Kementerian Perdagangan.
Pada kunjungan misi pembelian ini, delegasi Oman melakukan business matching dengan 53 pelaku usaha Indonesia. Beberapa sektor dan produk yang diminati pelaku usaha Oman antara lain pariwisata, tenaga kerja profesional, logistik, sektor konstruksi, jasa teknologi informasi, plastik, bahan bangunan, makanan dan minuman, serta obat-obatan untuk hewan ternak.
“Paket kebijakan deregulasi ekonomi Indonesia telah diinformasikan kepada delegasi Oman dan diharapkan para pelaku usaha kedua negara dapat saling berinteraksi untuk melakukan kerja sama perdagangan,” ujar Merry.
Khalid Abdullah Al-Hosni, anggota Dewan Kadin North Batinah Oman, mengatakan, alasan mereka memilih Indonesia karena selama tiga tahun terakhir perkembangan perekonomian Indonesia semakin meningkat. Oman tertarik pada sektor industri apa pun, salah satu yang diminati adalah industri Usaha Kecil Menengah (UKM).
“Ini merupakan langkah awal. Pada buying mission ini kami berencana untuk melakukan kerja sama dengan Indonesia untuk membuka penerbangan langsung Oman Air dari Oman ke Indonesia,” kata Khalid.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan pada periode 2011-2015 nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Oman memperlihatkan tren positif sebesar 2,85 persen per tahun. Sementara itu, nilai impor nonmigas Indonesia dari Oman adalah negatif 22,50 persen per-tahun pada periode yang sama. Neraca perdagangan nonmigas kedua negara periode Januari-Maret 2016 mengalami surplus sebesar US$39,89 juta. Nilai ini meningkat 1,15 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2015 senilai US$39,44 juta.
Penulis: Ahmad Baihaki
KOMENTAR
0