Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus menggenjot pemulihan sektor parekraf akibat dampak pandemi COVID-19. Berbagai langkah telah diupayakan Kemenparekraf bersama pemerintah daerah hingga asosiasi terkait di dalamnya.
Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, telah mempersiapkan langkah-langkah pemulihan parekraf di berbagai daerah Indonesia. Untuk di daerah Jawa Barat, salah satu cara penanggulangan dampak pandemi adalah dengan memberikan bantuan likuiditas bagi para pelaku parekraf.
Saat ini, Sandiaga tengah melakukan koordinasi dengan berbagai institusi keuangan untuk membuat mekanisme terkait bantuan yang dapat merestrukturisasi usaha pelaku parekraf. Kerja sama ini akan menghasilkan sebuah program tourism and creative economy recovery fund yang dikhususkan untuk pelaku parekraf, seperti hotel, restoran, hingga rekreasi.
“Cara ini dilakukan untuk memberikan waktu pemulihan bagi mereka dan diharapkan dapat kembali membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dalam waktu yang cepat,” ungkap Sandiaga.
Hal tersebut ini diutarakan Sandiaga saat berkunjung ke Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung. Dalam kunjungannya, Sandiaga ditemani langsung oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo dan juga didampingi Ketua STP Bandung, Faisal.
Saat di sana, Menparekraf dan Wamenparekraf meninjau beberapa fasilitas kampus yang dulu dikenal sebagai NHI (National Hotel Institute). Fasilitas yang dikunjungi mulai dari ruang perkuliahan, dapur tempat praktik mahasiswa belajar, laboratorium, hingga berkunjung ke Enhaii Corner 186.
Enhaii Corner 186 merupakan wadah berjualan bagi mahasiswa STP Bandung yang baru lulus. Pihak kampus memberikan lapak khusus bagi para alumni yang ingin menjadi pengusaha di bidang pariwisata. Di Enhaii Corner 186, Menparekraf mencicipi makanan dan minuman yang menjadi andalan dari alumni STP Bandung.
“Baksonya enak, kopinya juga enak, tetapi kurangi sampah plastik ya,” ujar Menparekraf saat memberikan tanggapannya di kotak aspirasi melalui barcode secara digital.
KOMENTAR
0