Kementerian Pariwisata semakin serius menggarap potensi wisatawan perbatasan (cross-border). Tidak hanya menggelar event-event yang dapat menarik wisatawan dari negara tetangga, tapi juga memperkuat koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Hal ini guna meningkatkan kerja sama serta mencari solusi dari kendala-kendala yang masih terjadi di lapangan. Hal itulah yang tergambar dalam Rapat Koordinasi Kementerian Pariwisata dengan Pemerintah Sarawak, Malaysia, pada 23 Oktober 2017 di Imperial Hotel, Kuching, Malaysia.
Esthy Reko Astuti, Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, mengatakan, rapat koordinasi ini bertujuan mengoptimalkan event-event yang akan dilangsungkan di perbatasan di Kalimantan Barat. “Dalam rakor kali ini kita menggandeng berbagai pihak, seperti Konjen RI di Kuching, dinas pariwisata provinsi perbatasan, dinas pariwisata kabupaten atau kota di wilayah perbatasan, serta pemerintah Sarawak,” ujar Esthy Reko Astuti.
Esthy mengatakan, kementerian pariwisata terus menggarap daerah perbatasan menjadi destinasi cross-border tourism karena dapat menciptakan destinasi-destinasi baru. Selain itu, juga sejalan dengan prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam membangun dari sektor terluar, dalam hal ini perbatasan.
“Presiden Joko Widodo ingin membangun dari pinggiran, yaitu menghidupkan ekonomi di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T),” kata Esthy.
Ni Putu Gayatri, Kepala Bidang Promosi Wisata Buatan pada Asdep Segmen Pasar Personal Kementerian Pariwisata, mengatakan, rapat koordinasi bertujuan untuk menyamakan visi dan misi dari semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam kepariwisataan perbatasan.
“Rapat itu juga meminta kepada Pemerintah Sarawak untuk memberikan kemudahan warganya melintasi Pos Lintas Batas Negara Malaysia. Kalau sudah ada izin, dipermudah untuk melintas,” kata Gayatri.
Selain itu, lanjut Gayatri, wilayah perbatasan Indonesia mempunyai potensi sangat kuat karena memiliki keindahan alam, kekayaan budaya, serta kuliner. “Pariwisata dapat menjadi salah satu cara dalam meningkatkan perekonomian masyarakat,” ujar Gayatri.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik rakor yang digelar dengan pemerintah Malaysia. Menurutnya, pada 2016 terdapat 2 juta wisatawan dari wilayah-wilayah perbatasan yang berkunjung ke Indonesia.
“Untuk 2017 ditargetkan naik menjadi 2,5 juta wisman, dan pada 2018 targetnya naik lagi menjadi 3,146 juta,” kata Arief Yahya.
Arief Yahya menyebut ada 217 event yang disiapkan di area cross-border sepanjang tahun 2017. Tentunya, semakin banyak event di perbatasan, target kunjungan wisatawan akan tercapai.
“Karena itu, menggerakkan perekonomian masyarakat di perbatasan dengan Crossborder Festival itu akan semakin konkret. Apalagi, ada pengusaha lokal dari daerah sana yang bergerak, itu akan sangat kuat multiplier effect-nya. Di pariwisata itu setiap investasi yang ditanamkan, akan berdampak 170 persen buat masyarakat di sekitar,” kata Arief Yahya.
KOMENTAR
0