KLHK Luncurkan Aplikasi Wisata Alam Indonesia

Monday, 16 July 18 Venue
Wisata Alam Indonesia

Bertepatan dengan pelaksanaan acara Festival Taman Nasional dan Taman Wisata Alam Indonesia pada 6 Juli 2018 di Siwa Mandala Candi Prambanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktur Jenderal KSDAE (Konservasi Sumber Daya Alam & Ekosistem) Wiratno meluncurkan aplikasi ekowisata bernama Wisata Alam Indonesia. Aplikasi ini untuk sementara baru tersedia untuk ponsel dengan sistem operasi Android.

Aplikasi Wisata Alam Indonesia diluncurkan untuk mempermudah masyarakat menemukan informasi yang tepat dan akurat mengenai 54 Taman Nasional dan 118 Taman Wisata Alam yang tersebar di seluruh Indonesia. Aplikasi Wisata Alam Indonesia menyediakan beberapa menu pilihan, antara lain peta wisata alam, agenda tahunan, taman nasional, taman wisata alam, galeri foto, video, pengaduan masyarakat, dan etika berkegiatan di alam bebas. Dengan aplikasi ini, masyarakat juga dapat merencanakan kunjungannya melalui aplikasi tiket elektronik wisata konservasi yang melengkapi informasi beberapa taman nasional.

BACA JUGA:   Sekarang Minimalisir, Berikutnya Langkah Recovery

Wiratno menyampaikan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat, dari tahun 2012 jumlah wisatawan nusantara yang berkunjung ke taman nasional dan taman wisata alam naik dari 4,32 juta orang menjadi 7,29 juta orang pada 2016. Selama 2012-2016, rata-rata jumlah wisatawan ke kawasan konservasi mencapai 5,3 juta orang per tahun, yang tersebar di Taman Nasional dan Taman Wisata Alam. Mayoritas wisatawan nusantara memilih untuk berkunjung ke Taman Wisata Alam, sedangkan Taman Nasional lebih banyak dikunjungi wisatawan mancanegara.

BACA JUGA:   Ini Syarat Berkunjung ke Bali Bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri 

Selain meluncurkan aplikasi Wisata Alam Indonesia, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam & Ekosistem juga meluncurkan jingle berjudul “Ayo ke Taman Nasional” untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar menjadi pengunjung yang bertanggung jawab dan turut berpartisipasi dalam menjaga kawasan konservasi, karena wisata alam bukan wisata biasa. Dengan berwisata alam, kita mendapatkan energi yang menyehatkan jiwa raga sekaligus menjaga kelestarian alam.

BACA JUGA:   Usai Pandemi, Industri Pelayaran di Asia Akan Meningkat

Penulis: Nurhayati