Pemerintah tengah serius menggarap pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari DKI Jakarta menuju Kalimantan Timur yang disebut Nusantara. Sesuai rencana, pemindahan Ibu Kota serta jajaran pemerintah akan dilakukan secara bertahap mulai tahun 2024 mendatang.
Lalu, bagaimana nasib Jakarta dengan adanya pemindahan tersebut? Lucky Wulandari, Ketua Sub Kelompok Pemasaran Pemasaran Pariwisata Luar Negeri Dinas Pariwisata Jakarta, mengatakan bahwa usai pemindahan tersebut, Jakarta akan fokus menggarap destinasi MICE.
“Kami ingin menjadikan Jakarta sebagai jantung atau pusatnya industri MICE di Indonesia. Harapan besar kami adalah ingin mengalahkan Bali ke depannya,” kata Lucky saat menghadiri acara INAMICE 2023 di Jakarta.
Mengambil tagline “Jakarta Heart of MICE”, pariwisata Jakarta nantinya akan digenjot dengan keberadaan kegiatan MICE di dalamnya. Langkah tersebut hadir dari hasil brainstorming yang dilakukan Dispar Jakarta bersama beberapa pelaku industri pariwisata khususnya di bidang MICE.
Ia menjelaskan langkah tersebut hadir karena memiliki sejumlah dasar hukum yang kuat di dalamnya. Dasar hukum pertama tertuang pada Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pedoman Destinasi Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konvensi, dan Pameran.
Kemudian ada Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2015 tentang Kepariwisataan serta Peraturan Gubernur Nomor 18 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Usaha Pariwisata. Lainnya tercantum pada Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 292 Tahun 2023 tentang Cita Provinsi Akselerasi pertumbuhan pasca pandemi yaitu Penguatan Wisata Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions (MICE).
“Hal ini juga diperkuat dengan adanya informasi bahwa Jakarta terpilih sebagai 7 kota utama dan 2 daerah potensial tujuan MICE nasional dan internasional. Ini yang membuat kami yakin dapat mewujudkan itu semua,” ucapnya lagi.
Berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) deputi MICE, komposisi wisatawan Jakarta didominasi oleh pelancong bisnis. Data tersebut menyebutkan bahwa 53 persen wisatawan yang datang ke Jakarta adalah pelaku bisnis dan sisanya untuk kebutuhan wisata.
“Data tersebut tidak berubah dari tahun ke tahun, wisatawan mancanegara datang ke Jakarta dalam rangka bisnis. Oleh sebabnya kita ingin fokus ke industri MICE,” Lucky menambahkan.
Jika melihat dari data tahun 2019 sebelum pandemi COVID-19, Jakarta, sudah unggul dalam jumlah pameran yang dihadirkan. Pada tahun itu, Indonesia berhasil menghadirkan lebih dari 300 pameran yang mana 64 persen di antaranya digelar di Jakarta.
“Artinya lebih dari separuh event di Indonesia digelar di Jakarta dan kota ini memang sudah dikenal sebagai destinasi bisnis,” ucapnya lagi.
Iyung Masruroh, Direktur Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran Kemenparekraf, juga mendukung jika Jakarta ingin menjadi pusat MICE di Indonesia. Pasalnya, Jakarta memang sudah dikenal sebagai salah satu destinasi MICE di Indonesia, berbarengan dengan Bali.
“Peringkat Jakarta sebagai destinasi MICE di Indonesia masih bisa untuk ditingkatkan ke depannya agar bisa menjadi yang pertama,” kata Iyung.
Keyakinan Iyung terhadap Jakarta karena melihat daerah ini memiliki fasilitas penunjang untuk mendukung kegiatan MICE skala besar. Misalnya saja ruang pertemuan dan pameran dengan skala besar. Tak hanya itu, Jakarta, juga didukung dengan aksesibilitas yang baik dengan adanya akses bandara internasional.
KOMENTAR
0