Ketika erupsi Gunung Agung menimbulkan dampak yang cukup luas, terutama bagi wisatawan asing yang ingin kembali ke negaranya, mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Nusa Dua Bali ikut turun ke lapangan untuk membantu mengarahkan wisatawan. Mereka turun membantu mitigasi pariwisata dan Media Center Bali Tourism Hospitality (BTH).
“Kami siapkan 162 mahasiswa STP Bali dan 33 orang dosen dalam rangka membantu mitigasi dan Media Centre Bali Tourism Hospitality. Mereka sudah kami latih tentang teknik mitigasi sesuai SOP dan juga psikologi pelayanannya,” ujar Dewa Gede Ngurah Byomantara, Ketua STP Nusa Dua Bali.
Ke-162 mahasiswa itu akan ditempatkan di 15 assembly points, masing-masing 10 orang, serta 12 orang di media centre. Assembly point ada di ITDC Indonesia Tourism Development Corporation Nusa Dua. “Kami menempatkan 10 orang mahasiswa di sana dengan 2 shift. Sedang sisanya masih standby dan siap ditempatkan di lokasi yang dibutuhkan. Di bandara kami tugaskan 20 orang (di Terminal Internasional 10 orang dan Terminal Domestik 10 orang). Mereka terbagi menjadi 2 shift. Mereka lebih banyak memberikan pelayanan informasi akses di bandara,” kata Byomantara.
Mulai 30 November 2017, akan ditugaskan 6 orang mahasiswa untuk membantu pelayanan lanjutan bagi wisatawan yang mengambil transportasi darat di Terminal Bus Mengwi. “Kami bantu di sana untuk memberikan informasi dalam bahasa Inggris,” jelas Byomantara.
Sedangkan 12 mahasiswa dan 2 orang dosen ditempatkan di media centre untuk membantu melayani permintaan informasi.
Menteri Pariwisata Arief Yahya memang sudah meminta STP Nusa Dua Bali untuk lebih banyak berperan di lapangan, sebab salah satu isi Tridharma adalah pengabdian kepada masyarakat.
Momentum ini bisa dijadikan ajang praktik langsung bagaimana menangani wisatawan, baik mancanegara maupun domestik, di Bali. “Praktikkan ilmu yang diperoleh dari kampus untuk hospitality. Tenaga, pikiran, dan bantuan kalian sangat bermakna bagi industri pariwisata ke depan,” kata Arief Yahya.
KOMENTAR
0