Setiap tahunnya, industri MICE selalu menghasilkan tren positif bagi pertumbuhan ekonomi dunia. Hal ini dapat dilihat dengan terus meningkatnya jumlah kegiatan MICE secara global di berbagai belahan dunia.
Berdasarkan laporan statistik dari International Congress and Convention Association (ICCA), pada tahun 2019 tercatat ada 13.254 pertemuan asosiasi internasional di dunia. Angka tersebut naik 2,5 persen jika dibandingkan dengan jumlah kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2018.
Raty Ning, Vice President Director Pacto Convex, saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Riset Terapan Administrasi Bisnis dan MICE ke-IX yang diselenggarakan oleh mahasiswa Administrasi Niaga Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), mengatakan, “Jumlah pertemuan internasional yang dicapai pada tahun 2019 itu menjadi capaian tertinggi selama 14 tahun terakhir ini.”
Namun, tren positif tersebut harus mendapat tantangan pada tahun 2020 ini. Dengan adanya pandemi COVID-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia, bisnis industri MICE mengalami gangguan lantaran tidak dapat menggelar acara secara kontak langsung.
“Kita sulit memprediksi MICE dalam jangka panjang, siapa sangka dengan adanya pandemi ini dapat mengubah bisnis MICE global secara signifikan,” keluhnya.
Dengan adanya pandemi ini, pelaku MICE diharapkan dapat menyesuaikan kondisi saat ini dengan bisnisnya. Menurutnya, terdapat lima langkah yang dapat ditempuh pelaku MICE untuk tetap mempertahankan bisnisnya, seperti melakukan pembatalan, penundaan, perubahan lokasi, virtual event, serta hybrid event.
Raty menjelaskan, virtual event merupakan pergeseran pelaksanaan event dari offline ke daring dengan menggunakan teknologi. Sementara hybrid event dilakukan dengan mengombinasi antara virtual dan fisik di dalam sebuah acara. Hybrid event akan menghadirkan sebagian secara langsung, dan sisanya hanya dapat melihat secara offline.
“Sesuai data ICCA yang saya terima, terdapat 48 persen penyesuaian untuk pertemuan asosiasi internasional selama periode Februari hingga Juni 2020,” jelasnya lagi.
Lebih lanjut ia mengatakan, virtual event dan hybrid event saat ini menjadi tren baru di industri MICE internasional. Seperti halnya yang dilakukan oleh mahasiswa Administrasi Niaga PNJ saat membuat SNRT secara online untuk pertama kalinya.
“Pelaksanaan event online dan hybrid ini akan terus terjadi selama pandemi berlangsung. Masih banyak negara yang tidak mau membuka kegiatan MICE sebelum vaksin ditemukan. Mereka juga akan fokus untuk penyelenggaraan kegiatan di segi regional,” ucapnya lagi.
Meskipun demikian, kegiatan online dan hybrid tidak dapat menggantikan kegiatan MICE konvensional. Menurutnya, perubahan penyelenggaraan acara secara offline ke daring hanya akan membentuk sisi lain dari penyelenggaraan sebuah event.
“Ke depannya, virtual event memang akan semakin dinikmati, tetapi ini sifatnya komplemen saja. Bagaimanapun juga, event face to face tidak dapat menggantikan virtual, itu semua hanya untuk menambah experience pada live event,” ungkapnya.
KOMENTAR
0