Pengembangan Wisata Domestik Jangan Hanya Di Destinasi Super Prioritas

Friday, 05 February 21 Bonita Ningsih
Destinasi Super Prioritas

Pariwisata menjadi salah satu industri paling terdampak oleh pandemi COVID-19. Dibatasinya pergerakan antar-manusia membuat bisnis pariwisata terganggu, khususnya untuk perjalanan internasional. Indonesia yang mengandalkan pariwisata sebagai devisa utama terus berupaya untuk mencari jalan keluar agar bisnis ini masih dapat tetap berjalan.

Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, telah mengupayakan beberapa cara untuk mengatasi kondisi ini. Di awal jabatannya sebagai Menparekraf, Sandiaga mengutamakan pariwisata domestik sebagai penyelamat perekonomian negara di masa pandemi.

“Kita akan mulai dari domestik karena masih banyak wisatawan nusantara yang belum kita sentuh saat ini. Dengan begitu, saya optimistis di tengah tantangan ini kita bisa mengunggulkan pariwisata domestik,” ujar Sandiaga.

BACA JUGA:   Pendapatan Dyandra Naik Menjadi Rp1,329 Triliun pada 2023

Sandiaga mengatakan, peluang Indonesia untuk meningkatkan wisata domestik cukup besar. Pemerintah mencatat ada Rp150 triliun yang telah dikeluarkan masyarakat Indonesia selama satu tahun untuk berlibur ke negara lain. Oleh karenanya, Sandiaga akan memanfaatkan peluang tersebut untuk mengajak mereka berlibur di Indonesia saja.

“Kita akan coba alihkan mereka untuk tetap stay di Indonesia, siapa tahu kita bisa alihkan sebanyak 20-30 persen. Nantinya, market yang kita dapat, bisa kita arahkan untuk pengembangan destinasi di beberapa wilayah Indonesia,” ungkapnya lagi.

Untuk menggenjot pariwisata domestik, Sandiaga akan memulainya dari lima destinasi super-prioritas, yakni Borobudur, Danau Toba, Likupang, Mandalika, dan Labuan Bajo. Ia akan mengembangkan potensi dari lima destinasi tersebut sehingga dapat menjadi destinasi wisata pilihan masyarakat Indonesia.

BACA JUGA:   ASTINDO Minta Pemerintah Kaji Ulang Harga Tiket Pesawat

Menanggapi hal tersebut, Sapta Nirwandar, Chairman Indonesia Tourism Forum (ITF), meminta Sandiaga untuk memerhatikan destinasi lainnya juga. Menurutnya, Indonesia memiliki banyak pilihan destinasi yang indah, namun masih belum dapat terekspos. Hal ini terkendala dengan kurangnya promosi dan juga infrastruktur yang memadai.

“Saat ini harus perbanyak promosi lewat digital sehingga informasi terkait destinasi tersebut dapat cepat berkembang di masyarakat. Jadinya, orang punya banyak pilihan destinasi, jangan hanya menciptakan crowded di destinasi yang itu-itu saja,” jelas Sapta.

Sapta menyayangkan jika masyarakat Indonesia hanya mengenal destinasi yang mainstream atau populer saja. Padahal, Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dari segi pariwisata dan masih dapat terus dikembangkan seiring berjalannya waktu.

BACA JUGA:   Mozilla Luncurkan Firefox Lite untuk Wisatawan Milenial

“Saya pernah mengecek di internet, sebuah pulau yang masih belum terkenal dan di Google hanya ditemukan 25 artikel saja. Tetapi, waktu saya searching Dufan, itu banyak banget sampai 57.000 artikel. Itu artinya pulau tersebut masih perlu ada pengembangan lagi dari segi promosi,” ucap Sapta lagi.