Sandy Canester dan REGAR Ciptakan Genre Musik Urban Melayu 

Tuesday, 25 June 24 Khanisa Azahra
konser musik isyana di iims 2023

Industri musik Indonesia terus berkembang dengan berbagai inovasi kreatif yang menggabungkan unsur tradisional dan modern. Salah satu terobosan terbaru datang dari Sandy Canester, founder label musik Wiken Musik, yang menginisiasi program promosi musik Indonesia dengan konsep unik. Program ini terdiri dari tiga elemen utama: Off Air (Festival), On Air (Talk Show), dan Digital Content (Web-Series melalui kanal YouTube).

Sandy Canester berkolaborasi dengan penyanyi berbakat Halim Arafat Siregar, yang lebih dikenal dengan nama panggung REGAR, untuk mempromosikan genre musik baru yang mereka sebut “Urban Melayu”. Genre ini memadukan nuansa Melayu tradisional dengan electronic sound, menciptakan perpaduan yang segar dan menarik bagi generasi muda.

Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menyambut baik inisiatif ini. Sandiaga menyoroti pentingnya event-event musik dalam menggiatkan subsektor ekonomi kreatif lainnya. Ia juga mengapresiasi upaya digitalisasi perizinan penyelenggaraan event yang kini dapat diselesaikan dalam waktu maksimal 14 hari kerja untuk event nasional dan 21 hari kerja untuk event internasional.

BACA JUGA:   Bluebird Luncurkan Program Chat-Order-Delivery

Sandy Canester menjelaskan bahwa ide Urban Melayu lahir dari keresahannya sebagai seniman melihat persepsi masyarakat terhadap musik Melayu. Ia ingin menciptakan musik yang berakar pada budaya Melayu, namun tetap relevan dengan kondisi saat ini dan dapat diterima oleh anak muda. 

“Bagaimana akar-akar budaya kita ini bisa relate dengan kondisi sekarang, bisa diterima sama anak muda sekarang, dan dalam tanda kutip mohon maaf, tidak misalnya ketinggalan zaman atau kuno,” ujar Sandy.

REGAR, sebagai musisi Urban Melayu, berbagi strateginya dalam menarik minat generasi muda terhadap genre baru ini. Ia menekankan pentingnya mengemas lagu dengan sound-sound modern yang familiar di telinga anak muda saat ini. 

“Cara saya untuk mengenalkan bahwa musik Melayu itu keren, musik Melayu itu tidak kalah dengan musik-musik di luar sana,” jelasnya.

BACA JUGA:   Samsung Berpartisipasi Memeriahkan Perhelatan Asian Games 2018

Untuk memperkenalkan Urban Melayu, Sandy dan REGAR telah menyiapkan mini album berisi lima lagu. Sandy menegaskan bahwa mereka tidak hanya membuat satu lagu, melainkan lima lagu untuk memastikan bahwa genre ini memiliki identitas yang kuat dan konsisten. “Memang harus wave-nya berasa. Kalau cuma satu lagu , mungkin bisa jadi besok berubah jadi rock atau apa. Tapi ini memang kita dudukkan dia sebagai salah satu representatifnya anak muda yang melestarikan kebudayaan Melayu,” tambahnya.

Ni Made Ayu Marthini, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, menyambut baik inisiatif ini dan menjanjikan dukungan penuh dari pemerintah. Ia mengusulkan untuk mengamplifikasi musik Urban Melayu melalui media-media resmi, seperti Wonderful Indonesia dan Creative Economy Agency of Indonesia. 

“Kami akan amplifikasi ke own media kami. Mungkin bisa jadi background sound saat kita posting sesuatu,” usulnya.

BACA JUGA:   KMTM: Upaya Korea Menjadi Destinasi Medical Tourism

Marthini menyarankan untuk mengadakan festival yang menyatukan berbagai daerah dengan akar budaya Melayu, seperti Jambi, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, dan Sumatera Utara. Ia juga mengundang Sandy dan REGAR untuk berpartisipasi dalam Writers Festival Melayu yang akan diselenggarakan di Jambi pada bulan Oktober mendatang.

Inisiatif Urban Melayu ini tidak hanya menjadi sebuah terobosan dalam industri musik, tetapi juga upaya pelestarian budaya yang kreatif dan inovatif. Dengan menggabungkan elemen tradisional dan modern, Sandy Canester dan REGAR berhasil menciptakan jembatan antara warisan budaya Melayu dan selera musik generasi muda Indonesia.