Triwulan Pertama 2020, Kunjungan Wisman Turun 30,62 Persen

Monday, 04 May 20 Harry

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan, pariwisata merupakan sektor pertama dan paling terdampak atas pandemi COVID-19. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kunjungan wisatawan mancanegara pada Maret 2020 turun sebesar 45,50 persen dibandingkan bulan Februari 2020. Sementara jika dibandingkan dengan Maret 2019, jumlah kunjungan wisman pada Maret 2020 mengalami penurunan sebesar 64,11 persen.

“Secara kumulatif pada Januari hingga Maret 2020, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 2,61 juta kunjungan atau turun 30,62 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2019 yang berjumlah 3,76 juta kunjungan,” kata Wishnutama.

Penurunan ini sudah dapat diperkirakan mengingat langkah-langkah pemerintah Indonesia dan juga pemerintah negara penyumbang wisman potensial ke Indonesia yang memutuskan menutup akses keluar-masuk negaranya demi pencegahan penyebaran COVID-19.

BACA JUGA:   Kementerian Kesehatan Terbitkan Protokol Kesehatan di Tempat dan Fasilitas Umum

“Kemenparekraf sendiri saat ini fokus dalam upaya bersama mencegah penyebaran COVID-19 serta memastikan dan menjalankan langkah mitigasi dampak dari pandemi COVID-19 terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Wishnutama.

Banyak langkah yang telah dijalankan Kemenparekraf, baik dengan berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait maupun program mandiri Kemenparekraf yang semuanya memfokuskan terhadap pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Program-program yang membantu pekerja dan pengusaha sektor pariwisata dan ekonomi kreatif akan terus dilakukan, termasuk memberi usulan pada kementerian/lembaga lain dalam menjaga sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Wishnutama.

Untuk itu, Wishnutama mengajak partisipasi aktif para pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif untuk sama-sama berjuang dan tetap optimistis guna membangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif pasca-COVID-19. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga memperkirakan akan terjadi booming pariwisata usai pandemi COVID-19 teratasi.

BACA JUGA:   Gerak Cepat Sandiaga Uno Benahi Destinasi Super-Prioritas

“Pembangunan pariwisata ke depan, kita akan fokuskan ke hal-hal yang sangat prinsip guna mengantisipasi tren dan paradigma baru pariwisata atau yang dikenal new normal yang lebih peduli pada masalah sanitasi dan higienitas misalnya, termasuk meningkatkan pendekatan teknologi dan digital dalam layanan wisata dan ekonomi kreatif,” kata Wishnutama.

Wishnutama mengatakan, menurunnya kinerja sektor pariwisata tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di negara-negara lain. Penutupan batas kota atau negara mengakibatkan tidak beroperasinya banyak rute penerbangan sehingga aktivitas pariwisata pun mandek.

Dalam kondisi pandemi ini, Kemenparekraf dalam batas kewenangannya telah berupaya turut serta memutus rantai penyebaran virus dan mengakhiri pandemi ini, salah satunya dengan menyediakan fasilitas transportasi dan akomodasi bagi tenaga kesehatan yang berjuang di garda terdepan. Hal itu juga sejalan dengan upaya membantu pekerja sektor parekraf agar tetap terasa geliatnya di tengah perjuangan melawan COVID-19.

BACA JUGA:   Kemenparekraf Siapkan Tiga Event Besar Untuk Side Events G20 

“Kami menyadari bahwa ini bukan masalah yang bisa diselesaikan oleh satu pihak semata, tetapi kita semua sebagai satu bangsa harus bersatu untuk bersama jaga Indonesia,” kata Wishnutama.