Peralatan teknologi, jaringan internet mumpuni, membuat biaya kegiatan MICE virtual terkesan tinggi. Investasi jangka panjang tentu dengan perhitungan potensi bisnisnya menjanjikan.
Tantangan bagi organizer di masa pandemi ini adalah bagaimana mengedukasi pasar. Pasalnya, penyelenggaraan berbagai kegiatan MICE sangat mungkin dan terbukti bisa dilakukan secara daring atau hibrida.
Kegiatan meeting, seminar, pameran, bahkan team building pun sangat bisa diadakan secara daring. Hanya saja, memang teknologi dan jaringan internet yang mumpuni menjadi tulang punggung kegiatan berbasis daring.
Sebuah studi bahkan mendapati, permintaan virtual event ke Singapura baru 30 persen, artinya masih ada 70 persen pasar yang belum digarap. Hal ini disampaikan Direktur Xcellcomm, M. Ichwan Sofwan dalam program podcast yang tayang di kanal YouTube MICE Indonesia.
Menurutnya, langkah pertama bagi organizer untuk menggarap pasar kegiatan virtual ialah membangun image dulu. “Ini butuh berkeringat dulu. Kalau brand sudah terbangun, sponsor bakal nempel sendiri,” ujar Ichwan.
Ia juga berpesan, cuan tak melulu soal uang, tapi brand yang terbentuk dan testimoni baik dari peserta itu juga bentuk keuntungan.
Banyak pihak juga meyakini, teknologi kegiatan virtual tidak akan hilang meski pandemi usai, bahkan akan menjadi tren di masa depan. Karena orang sudah merasakan kenyamanan
Selain itu ada beberapa alasan lain produk kegiatan virtual akan jadi primadona di masa depan. Pertama, meningkatkan value event. Kok bisa? iya, alokasi dana untuk sewa venue, akomodasi, dan lainnya di masa sebelum pandemi bisa dialihkan untuk bujet pembicara yang lebih berkualitas, atau investasi untuk perangkat lunak pendukung kegiatan virtual misalnya.
Kedua, ternyata kegiatan live streaming memicu efek FOMO alias fear of missing out atau kegelisahan seseorang jika ketinggalan tren atau hal yang menyenangkan. Survei membuktikan, sebagian besar orang menyaksikan live streaming 10 sampai 20 kali lebih lama dibanding video biasa.
Ketiga, produk kegiatan virtual dengan memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) juga bisa menjadi cara untuk mengumpulkan data yang juga berupa tingkah laku manusia. Dengan data ini, perusahaan lebih mudah memberikan informasi konten, layanan, atau produk yang relevan untuk konsumennya.
Kegiatan MICE virtual ibarat bisnis masa depan. Tugas organizer sekarang ialah bagaimana meyakinkan dan mengedukasi pasar bahwa meskipun diselenggarakan secara virtual, tetap banyak keuntungan yang bisa didapat.
English
Virtual Events as A Fruitful Business in the Future
Advanced technology and reliable internet connection may make virtual MICE activities seem pricey, but long-term investment comes with a promising business prospect.
The biggest challenge for organizers during this pandemic is how to educate the market. They need to be informed that various MICE events can still be held, although only online or in a hybrid concept.
Meetings, seminars, exhibitions, and even team building events can be held online. However, it is important to treat technology and internet connection with extra care, as they determine the success of the events.
A study revealed that there is only 30% of virtual event demand that has been catered to in Singapore, leaving the rest 70% untapped. This is what the director of Xcellcomm, M. Ichwan Sofwan, mentioned in our podcast on MICE Indonesia’s YouTube channel.
According to him, the first step for organizers to serve the market of virtual events is to build an image. “This needs extra effort. An established brand will attract sponsors,” Ichwan said.
He also stated that profit doesn’t always take the form of money, it may also manifest itself as a well-received brand and positive audience reviews.
Many believe that virtual events will still be a trend even after the pandemic due to their convenience. And there are several other reasons why virtual events will become a prima donna in the future.
First, they’ll increase the event’s value. How is that possible? Budget that was previously meant for the venue, accommodation, etc. in offline events can now be allocated to hire better quality speakers and investment on softwares.
Second, apparently people experience FOMO (fear of missing out) on live streaming videos. In other words, they do not want to miss out on the live streams. A survey found that most people watch live streams 10-20 times longer than they do regular videos.
Third, virtual events that are supported with Artificial Intelligence (AI) allow companies to mine customer behavior data. With this data, companies can tailor content information, services, and even products to meet the consumer needs.
Virtual MICE activities are the epitome of business of the future. What organizers need to do is to educate and convince the market that although online MICE events can garner a number of benefits.
KOMENTAR
0