Industri MICE terbukti memberikan dampak yang sangat tinggi terhadap perekonomian suatu negara. Berdasarkan data ICCA (International Congress Convention Association), wisatawan MICE mengeluarkan uang tiga kali lipat dibandingkan wisatawan biasa. Untuk itu, dibutuhkan suatu platform yang menjadi sumber informasi venue-venue, direktori penyelenggara acara, hingga informasi lainnya terkait sektor MICE.
Oleh karenanya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan meluncurkan platform MICE.id yang akan menjadi rujukan informasi publik dan ekosistem bisnis MICE di Indonesia.
Ada tiga tujuan utama pengembangan MICE.id. Pertama adalah untuk digitalisasi dan inventarisasi database industri MICE di Indonesia. Dengan adanya MICE.id, para pelaku industri MICE diharapkan dapat dengan mudah mengakses informasi lengkap tentang venue-venue yang tersedia, daftar penyelenggara acara, serta pameran-pameran yang akan datang.
Tujuan yang kedua adalah untuk menjadikan MICE.id sebagai rujukan informasi mengenai industri MICE di Indonesia. Sementara tujuan yang ketiga adalah untuk memudahkan dan mempercepat proses koordinasi dan kolaborasi dengan para stakeholder MICE di Indonesia.
“MICE.id akan menjadi rujukan informasi mengenai MICE di Indonesia dan mempercepat proses koordinasi dan kolaborasi para stakeholder MICE, baik dari dalam maupun luar negeri,” kata Menparekraf Sandiaga Uno.
Ke depannya, MICE.id juga akan dilengkapi dengan fitur PSA System, Subvention Program, bank foto dan video gratis, serta fitur untuk merencanakan perjalanan. Dengan adanya fitur PSA (Pre-Scheduled Appointment), diharapkan dapat membantu para penyelenggara trade show di Indonesia yang ingin mengadakan kegiatan B2B menggunakan sistem PSA untuk mengatur jadwal pertemuan para buyer dengan seller.
Robby Hasan, Ketua Bidang Strategi dan Bidding Kemenparekraf, mengatakan, “Di luar negeri, untuk menyewa sistem PSA itu bisa puluhan juta rupiah. Sementara di MICE.id ini disediakan secara gratis.”
Untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan MICE.id sekaligus sebagai ajang sosialisasi awal, Direktorat Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf mengadakan roadshow bertajuk “Pemetaan Destinasi dan Pengembangan Database MICE 2024” ke lima kota besar di Indonesia, yakni Bali, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.
Roadshow ini sendiri telah sukses diselenggarakan di Bali pada 22 April 2024, kemudian di Jakarta pada 30 April 2024, dan di Bandung pada 2 Mei 2024. Kegiatan-kegiatan tersebut dihadiri para stakeholder industri pariwisata dan MICE, baik secara daring maupun luring. Roadshow ini masih akan berlanjut ke dua kota lainnya, yaitu Yogyakarta dan Surabaya.
Melalui kegiatan roadshow ini diharapkan terkumpul data-data penting, terutama untuk data ruang pertemuan di hotel dan standalone venue, yang akan membantu para organizer dalam menggunakan MICE.id. Khusus untuk database venue, MICE.id akan menyediakan informasi terperinci mulai dari data utama seperti legalitas, alamat, sertifikasi, virtual tour hotel, hingga data fasilitas kamar, seperti nama, jenis, ukuran, kapasitas, virtual tour kamar.
Tidak ketinggalan pula data meeting room yang mencakup nama ruangan, dimensi, kapasitas, layout, gambar floorplan, dan virtual tour. Data fasilitas pendukung seperti kolam renang, gym, parkir, katering, dan akses kursi roda juga akan dimasukkan. Bahkan, MICE.id akan melengkapi dengan informasi lokasi terdekat, seperti rumah sakit, mal, kantor polisi, pintu tol, dan pasar yang ada di sekitar venue tersebut.
Selain mengumpulkan data dari venue, MICE.id juga akan menampilkan data dari organizer (PEO, PCO, WO, dan EO), travel agent, DMC, serta vendor (stan, panggung, sound system, dan lainnya).
MICE.id rencananya akan resmi diluncurkan pada Oktober 2024, bertepatan dengan penyelenggaraan South East Asia Business Events Forum (SEABEF) dan World Indonesia Tourism Fair (WITF) 2024. Dengan fitur-fitur lengkap dan terintegrasi, MICE.id diharapkan dapat menjadi solusi digital terlengkap bagi industri MICE Indonesia dalam meningkatkan daya saing di kancah global.
KOMENTAR
0