Seluruh stakeholder pariwisata Bali hingga hari ini terus bergerak melakukan upaya mengatasi melemahnya dunia pariwisata Bali akibat wabah virus corona yang telah menyebar di seluruh dunia. Berdasarkan data, pada bulan Januari-Februari 2020 telah terjadi penurunan kunjungan turis ke bali sebesar 10 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.
Untuk itu, pada 6 Maret 2020 telah dicanangkan gerakan “We Love Bali Movement” oleh Gubernur Bali I Wayan Koster beserta para bupati dan wali kota seluruh Bali, para kepala dinas, kepala badan, Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, seluruh asosiasi pariwisata, UMKM, dan stakeholder lainnya.
Pada kesempatan tersebut, Koster menjelaskan, dalam mengatasi dampak wabah korona di Indonesia, pemerintah pusat sudah melakukan banyak hal, mulai dari regulasi dan kebijakan hingga aksi nyata di lapangan. Saat ini adalah tugas pemda seluruh Indonesia untuk proaktif atau jemput bola terhadap kebijakan dan regulasi dari pusat.
Untuk di Bali, Wayan Koster bersama tim sudah merumuskan bagaimana cara dan strategi serta aksi untuk bangkit dari keterpurukan pariwisata. “Hari ini kita meluncurkan branding ‘We Love Bali Movement‘. Ada keyakinan yang kuat bahwa branding ini akan mengembalikan kondisi pariwisata Bali. Bali harus bangkit dari dampak virus yang mewabah saat ini, yang menyebabkan kunjungan wisatawan ke Bali terus menurun,” ujar I Wayan Koster.
Koster mengatakan, ada beberapa aksi nyata terkait branding “We Love Bali Movement” yang sudah disiapkan oleh stakeholder terkait. Pertama, menyelenggarakan paket wisata yang super-deal. Disebut super-deal karena di sana akan terjadi deal tarif, harga, komisi, dan sebagainya. Namun, super-deal ini bukan ajang perang tarif atau banting harga.
Kedua, menyelenggarakan festival wisata “We Love Bali Movement” di Bali dan luar Bali. Ketiga, menyelenggarakan festival kuliner khas Bali yang akan menarik peserta dari berbagai penjuru untuk datang ke Bali.
Trisno Nugroho, Kepala Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) Bank Indonesia Provinsi Bali, mengatakan, mendatangkan wisatawan melalui gerakan “We Love Bali Movement” dapat mendukung pelaku industri pariwisata dalam menjalankan bisnisnya. “Adanya program tersebut dinilai dapat mendukung pelaku industri pariwisata Bali untuk terus beroperasi, khususnya hotel,” ujar Trisno.
Lebih lanjut Trisno mengatakan, dengan mendatangkan jumlah wisman yang banyak diharapkan karyawan dapat bekerja sehingga hotel tidak perlu melakukan lay off.
Trisno mengatakan, perlu dipikirkan juga faktor penahan pertumbuhan ekonomi, yaitu melambatnya kinerja negara ekonomi mitra dagang, semakin kompetitifnya wisata negara lain, dan kebijakan antisipasi penyebaran virus COVID-19.
KOMENTAR
0