Keselamatan pengunjung dalam konser, event olahraga, bahkan kampanye politik perlu mendapat perhatian khusus. Ini menjadi lahan bisnis baru dalam dunia pertunjukan.
Koen van Gee terbilang berani ketika memutuskan hijrah ke Jakarta untuk memulai bisnis spesialis overlay. Di Inggris, pria kelahiran Belanda ini memiliki perusahaan yang mapan di bidang overlay. Konser musik dan perhelatan olahraga yang melibatkan hingga puluhan ribu penonton pernah ia tangani, salah satunya Olimpiade musim panas pada tahun 2012 di London.
“Overlay terbilang baru di Indonesia, sementara artis dunia sedang membidik pasar Asia Tenggara untuk menggelar konser. Ini merupakan peluang,” ujar Koen van Gee, Managing Director Asia-Event Overlay.
Overlay memang belum menjadi bagian bisnis tersendiri di Indonesia, meskipun event organizer dan promotor kerap melakukannya. Walhasil, kenyamanan dan keamanan penonton ataupun pengunjung belum diperhatikan secara mendetail. “Kami ataupun promotor kerap mendapat pertanyaan dari manajemen musisi sekelas Metallica, ‘jangan artis kami saja yang dibuat nyaman, bagaimana Anda membuat nyaman penonton kami?’” ujar Resa Lesmana, Head of Operations Asia-Event Overlay.
Overlay berarti melapisi. Namun, dalam dunia pertunjukan, bidang ini bukan sekadar pelengkap. Ia menyusun detail alur pengunjung, mulai dari lalu-lintas di sekitar venue, kenyamanan saat menyaksikan pertunjukan, hingga keluar menuju jalan raya. Para praktisi bidang ini harus mampu membuat masterplan keseluruhan arena pertunjukan demi kenyamanan dan keselamatan penonton.
Bahkan, ia juga harus menyediakan toilet dan pasokan air mineral yang memadai. Spesialis overlay memiliki sistem agar sebuah pertunjukan sukses dan penonton aman dan nyaman. “Overlay adalah bagian dari pertunjukan yang dipelajari berdasarkan pengalaman di lapangan. Di Eropa, gedung semacam O2 bisa tiga kali menggelar konser, dan setiap konser overlay-nya ditangani oleh pihak berbeda,” ujar Koen.
Profesional di bidang overlay melihat pertunjukan sebagai sebuah “pulau” yang detailnya harus diperhatikan demi kenyamanan pengunjung. Mereka tidak mengatur dekorasi dan tata cahaya panggung, namun mengatur agar panggung dan sistem kelistrikan aman bagi penonton, musisi, atau siapa pun yang unjuk kebolehan. Bila terjadi kerumunan massa atau kerusuhan, mereka dapat menangani korban dengan cepat.
Setiap genre musik memiliki overlay yang berbeda, demikian halnya pertunjukan olahraga dan sirkus sekalipun. Bagaimana dengan Indonesia? “Di Jakarta, kesadaran mengenai hal ini sudah ada, terutama dalam perhelatan kelas nasional maupun internasional. Yang menjadi persoalan, pihak yang ditugaskan tidak melakukan pekerjaannya sebaik mungkin,” ujar Koen.
Ia mencontohkan Satpol PP yang hanya berdiri santai saat penonton berjubel. Begitu pula penjaga di bibir panggung yang tidak mengawasi penonton, malah menyaksikan pertunjukan. Petugas Dinas Perhubungan juga kerap membiarkan antrean kendaraan hingga mengular di sekitar Gelora Bung Karno. “Kalau kami ke daerah-daerah menyaksikan pertunjukan, justru penonton dibiarkan tidak diatur ataupun diberi fasilitas memadai. Ini bahaya,” ujar Koen.
Overlay berasal dari bahasa Inggris yang berarti ‘lembaran penutup atau lapisan atas’. Tujuannya agar menjadi fondasi yang kuat bagi sebuah pergelaran. Dalam hal ini, overlay diperlukan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi penonton serta artis secara seimbang dalam sebuah pertunjukan. Bagi Asia-Event, mereka tidak ingin hanya berbisnis, tetapi juga berbagi ilmu dengan penyelenggara pertunjukan mengenai overlay.
Konser Metallica merupakan pertunjukan pertama yang ditangani Asia-Event Overlay. Kemudian Koen mengajak Resa Lesmana pada April 2014 untuk memudahkan bermitra ataupun berkomunikasi dengan vendor lokal. “Boleh dibilang kami yang pertama mengkhususkan pada bidang overlay, meskipun promotor ataupun event organizer juga melakukannya,” papar Resa.
Hal detail tidak boleh terlewat, termasuk menyediakan air mineral secara gratis bagi pengunjung. “Air mineral harus gratis karena merupakan esensi dasar agar penonton tetap segar sepanjang pertunjukan. Hal itu pun tidak akan mengurangi profit dari si promotor, malah merupakan nilai tambah bagi sebuah pertunjukan,” lanjut Resa.
Spesialis overlay menyediakan berbagai utilitas untuk menunjang pertunjukan, seperti toilet portabel, pembatas, pagar, hingga pelindung rumput. Utilitas tersebut digunakan sesuai dengan masterplan acara dan pemetaan yang dilakukan sebelum pertunjukan dimulai. “Kami memang tidak dapat menjamin keamanan 100 persen terhadap penyelenggaraan sebuah acara. Namun, jika terjadi, kami dapat menanganinya dengan baik,” ucap Resa.
Sejumlah event internasional besar sudah mereka tangani. Dimulai dari konser Metallica pada Agustus 2013, Katy Perry pada 2015, One Direction, Djakarta Warehouse Project, Dreamfields, hingga beberapa event olahraga seperti Jakarta Marathon. Jember Fashion Carnaval juga menjadi event langganan mereka. “Kira-kira kami sudah menangani 20 event besar. Ini di luar beberapa event kecil yang belum kami hitung secara pasti,” kata Koen.
Meski pemain tunggal, nyatanya tidak mudah bagi Asia-Event untuk mengaplikasikannya di lapangan. Sejumlah hambatan seperti kurang pahamnya pekerja di lapangan hingga birokrasi yang berbelit-belit menjadi kendala. “Kami harus menghadapi pihak yang berbeda-beda setiap pertunjukan. Dengan regulasi yang jelas, seharusnya berbagai pihak tersebut langsung mudah menjalankan tugasnya. Namun, kenyataannya tidak,” keluh Resa.
Permasalahan lainnya, belum banyak event organizer (EO) yang memahami pentingnya keamanan dan kenyamanan penonton dengan menyediakan hal-hal kecil namun esensial. Untuk itu, selain menyediakan jasa konsultasi hingga pengerjaan di lapangan, Asia-Event Overlay menyewakan pula utilitas untuk pertunjukan.
Meski menemui kendala, Asia-Event Overlay tetap melihat peluang cerah dari bisnis ini. “Kami berharap hasil kerja keras yang kami lakukan saat ini akan membawa kemajuan infrastruktur dan industri pertunjukan pada masa depan,” ujar Koen.
Ia berkeyakinan, bisnis ini memiliki masa depan cerah karena musisi asing mulai melirik Indonesia sebagai tujuan konser mereka. Dengan demikian, semakin banyak pertunjukan kelas internasional di Indonesia.
KOMENTAR
0