MICE di Andalusia

Wednesday, 16 October 19 Bayu Hari

Dalam konstalasi bisnis MICE di Spanyol, kawasan otonom Andalusia memang tak tersohor Barcelona atau pun Madrid. Namun, wilayah yang mengoleksi banyak peninggalan kejayaan Islam di Eropa itu tetap menarik untuk disambangi.

Oleh: Bayu Hari

Islam pernah berjaya di Andalusia (Al-Andalus) selama kurang lebih delapan abad (711-1492). Bahkan ketika berada di bawah kekuasaan dinasti Umayyah, Andalusia menjadi pusat perdagangan di benua biru.

Pada Akhir April lalu, VENUE diundang ke oleh Fepyana Mawuntu dari Prakasita Eka Globalindo (Prego), selaku representatif Messe Berlin GmbH di Indonesia, untuk menghadiri IFA Global Press Conference 2019 di Huelva, Andalusia. Dihadiri oleh sekitar 300 media dari pelbagai dunia, VENUE menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia.

Setelah terbang sekitar 20 jam, saya tiba di Seville, Ibu Kota Andalusia. Selanjutnya saya berkendara selama 90 menit ke Barcelo Punta Umbria Beach Resort di Provinsi Huelva, tempat berlangsung IFA Global Press Conference. Resor yang tediri dari tiga lokasi bangunan ini mengoleksi sekitar 1.200 kamar dengan berbagai tipe.

BACA JUGA:   Siap Menyambut Tamu Lagi, Belitung Wajibkan Tes Swab Bagi Wisatawan

Resor yang bersebelahan dengan laut Atlantik ini juga dibekali dengan 22 ruang pertemuan, yang terbesar berluas 4.000 meter persegi dan mampu menampung sekitar 3.500 orang. Selain itu, resor ini juga memiliki lebih dari 10.000 meter persegi ruang terbuka yang dapat digunakan sebagai venue pelbagai acara.

Tak sekadar menyediakan ruang-ruang pertemuan, Barcelo Punta Umbria Beach Resort juga menyediakan jasa organizer untuk kalangan korporasi atau asosiasi yang menggelar acara di tempat ini. Tak ayal, resor ini layak direkomendasi kepada organizer yang hendak menggelar acara di Andalusia. 

Pantai yang memanjang di dekat resor memang tak seindah pantai di Pulau Dewata, namun pantai terbilang bersih. Tumbuhan khas mediterania juga tertata rapi sepanjang bibir pantai.

Di sela berlangsungnya IFA Global Press Conference, para awak media dari berbagai dunia juga diajak mengunjungi beberapa obyek wisata di Huelva, salah satunyanya kawasan monumen Christopher Columbus.

BACA JUGA:   Bandung, The Best Bleisure Destination on Java Island

Pada 1492, pelabuhan di Huelva menjadi tempat Columbus mempersiapkan semua kebutuhannya sebelum mengarungi samudra dan kemudian bersandar di Benua Amerika. Ketika itu, peristiwa di La Rabida Monastery, Huelva, menjadi jalan pembuka bagi Columbus. Ia berhasil mendapatkan dana dari kerjaaan untuk membiayai perjalanan mengarungi samudra. Selain, itu Columbus juga merekruit banyak pelaut dari wilayah Huelva untuk menjadi awak dalam pelayarannya.

Kemudian, misi itu terealisasi dengan hadirnya kapal lengendaris: La Nina, La Pinta, dan La Santa Maria yang berhasil membawa Columbus menjelajahi Samudra Atlantik. Replika ketiga kapal tersebut saat ini menjadi spot menarik untuk dikunjungi turis yang bertandang ke Huelva. 

La Rabida Monastery berluas 1.900 meter persegi merupakan bangunan (gereja) berusia kurang lebih 14 abad. Di tempat ini, juga terdapat ruang pertemuan, yang merupakan tempat bertemunya Columbus dengan Franciscans (kelompok gereja) untuk meminta restu terkait rencananya mengarungi samudra.

BACA JUGA:   Berburu Menu Buka Puasa di Tiga Pusat Wisata Kuliner

Selain menjual memori Columbus, Huelva juga menyimpan memori kejayaan Islam  di era kekhalifahan Umayyah. Salah satunya adalah Masjid Al Munastyr atau Almomaster La Real Mezquita (menjadi nama kota), yang ada sejak abad 10 pada masa kekhalifahan Bani Umayyah di Andalusia, Spanyol.

Masjid yang dibangun dari reruntuhan kuil romawi ini sempat menjadi benteng pertahanan terakhir umat muslim ketika terjadi penaklukan wilayah Andalusia oleh Raja Ferdinand dan Ratu Isabella pada tahun 1487. Pasca runtuhannya kekhalifahan Umayyah, masjid ini berubah fungsi menjadi gereja Santa Maria, sesuai namanya sebelum Andalusia berada dalam pengaruh kekuasaan kerajaan Islam. 

Sementara itu, meskipun hampir 100 persen penduduk kawasan Almomaster menganut agama Katolik, namun sudah 20 kali perhelatan Festival Budaya Islam berlangsung di kota ini. Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, juga pernah berpatisipasi dalam acara tersebut. Rerata, selama tiga hari pelaksanaan, festival ini dikunjungi oleh sekitar 10.000 wisatawan, dari kalangan komunitas muslim di Spanyol dan benua Eropa.