55 Negara akan Hadiri BBTF 2019

Wednesday, 12 June 19 Nila Sofianty
BBTF 2018

Sebanyak 55 negara asal buyer terdaftar akan menghadiri pelaksanaan Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) yang ke-6 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) pada 25-29 Juni 2019. Sebanyak 298 buyer dari 55 negara yang pada 1,5 bulan sebelum Hari-H telah turut mendaftar itu paling banyak berasal dari Eropa, seperti Inggris, Prancis, Belanda, Italia, Jerman, dan Eropa Timur.

I Ketut Ardana, Ketua Pelaksana BBTF 2019, mengatakan, jumlah buyer maupun seller masih naik-turun menjelang hari-H pelaksanaan. Seperti yang terpantau dari web resmi pendaftaran BBTF per 11 Juni 2019, sedikitnya sudah 255 buyer yang resmi terdaftar.

“BBTF 2019 ini ditargetkan mampu menarik lebih dari 200 sellers, baik dari Bali dan Indonesia secara keseluruhan maupun dari luar negeri, sementara kami mengharapkan sekitar 300 buyers akan hadir,” ujar Ketut Ardana saat jumpa pers yang digelar akhir Mei 2019.

Menurut Ardana yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Asita Bali, dengan demikian terjadi peningkatan keikutsertaan buyers dalam BBTF 2019, di mana pada tahun lalu buyer yang datang berasal dari 41 negara.

BACA JUGA:   Oceana Dukung Peningkatan Transparansi & Kurangi Produksi Plastik

Ardana menambahkan, buyer yang memenuhi syarat tertentu akan diberikan insentif yang mencakup harga tiket pesawat bersubsidi, akomodasi, perjamuan, dan penawaran harga khusus pada serangkaian perjalanan pre and post fair familiarization di Bali dan tujuh wisata lainnya selain tempat liburan populer di Indonesia.

Tidak hanya jumlah seller dan buyer yang pada tahun ini meningkat, event kali ini juga menerima famtrip yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. “Ada 13 negara yang akan ikut kegiatan famtrip yang di-hosted oleh Kementerian, jadi mereka juga akan hadir di BBTF,” imbuh Ardana.

Ardana berharap peningkatan jumlah seller dan buyer ini berdampak terhadap besaran transaksi yang dicatatkan sepanjang Bali and Beyond Travel Fair. ASITA memperkirakan, event BBTF ini mampu menorehkan nilai transaksi sebesar Rp9,23 triliun. Angka itu meningkat dibandingkan tahun 2018 yang hanya Rp7,71 triliun.

“Kami yakin transaksi meningkat karena sekarang ini banyak sekali buyer Eropa yang datang. Itu yang membedakan. Jadi, masing-masing negara itu ‘kan length of stay-nya berbeda-beda. Kalau Asia mungkin 3 hari 2 malam, sedangkan kalau Eropa itu minimal 2 minggu, malahan ada yang sampai 1 bulan mereka tinggal di destinasi. Jadi, itu yang menyebabkan kami optimistis nilai transaksi akan meningkat,” ujar Ardana.

BACA JUGA:   Bali & Beyond Travel Fair 2018 Promosikan Desa Wisata

Pada acara temu media menjelang pelaksanaan BBTF ke-6 yang berlangsung di Kekeb Restaurant milik pengusaha Anika itu juga hadir tokoh pariwisata Bali yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau dikenal dengan panggilan akrab Cok Ace.

Dalam kesempatan itu Cok Ace mengapresiasi konsistensi ASITA dalam pelaksanaan BBTF. Ia menyebut Bali and Beyond Travel Fair merupakan travel and tourism trade show terbesar di Indonesia. Predikat itu tentu dibuktikan dari kontribusi kunjungan wisatawan ke Tanah Air, termasuk Bali, yang berhasil digaet dari gelaran BBTF.

“Karena nanti bicara juga tidak saja membicarakan masalah industri, hotel-hotel tidak hanya membicarakan masalah produk-produknya saja, tentu akan banyak juga membicarakan atau mengeksplor masalah destinasi, baik destinasi di Bali secara garis besar, ataupun lebih detail lagi masing-masing kabupaten,” ujar Cok Ace.

BACA JUGA:   BBTF 2019 Ukir Banyak Prestasi

Oleh sebab itu, lanjut Cok Ace, pihaknya sangat mendukung pelaksanaan BBTF dari tahun ke tahun. “Selain pemerintah provinsi, tentu kabupaten-kabupaten yang ada di Bali, 8 kabupaten termasuk 1 kota kami harapkan ikut mendukung, gunakan BBTF ini sebaik-baiknya, karena ini luar biasa. Daripada kita ke mana-mana, ini sudah ada event yang orang datang ke sini,” tutur Cok Ace.

BBTF yang digelar oleh ASITA Bali dengan dukungan berbagai stakeholder ini adalah ajang B2B dalam industri pariwisata nasional dan internasional yang menjadi detak jantung destinasi wisata, terutama Bali dan Indonesia secara keseluruhan. Pada tahun ini panitia mengambil tema “Journey to Sustainable Tourism” sebagai respons atas kepedulian pada lingkungan dan arahan pemerintah daerah. Tema ini mencerminkan keterlibatan industri pariwisata Indonesia untuk melestarikan dan melindungi budaya berciri khas dan lingkungan alamnya sebagai tanggung jawab bersama.