Festival Sindoro Sumbing Digelar di Temanggung dan Wonosobo

Wednesday, 12 June 19 Bonita Ningsih
Festival Sindoro Sumbing

Festival Sindoro Sumbing (FSS) resmi digelar pada 9 Juni 2019. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo menggelar festival ini dalam rangka menyambut hari ulang tahun Kabupaten Wonosobo pada 24 Juli mendatang. Dalam pelaksanaannya, pemerintah Kabupaten Wonosobo berkolaborasi dengan pemerintah Kabupaten Temanggung untuk menghadirkan acara-acara menarik hingga 27 Juli 2019 mendatang.

Woro Andijani, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung, mengatakan, festival ini merupakan sebuah upaya pelestarian lingkungan melalui pendekatan kreatif dalam bentuk seni pertunjukan. Mengangkat tema “Lestari”, acara ini terbentuk atas kolaborasi antara pemerintah, swasta, komunitas, dan akademisi.

“Festival ini mengangkat kearifan lokal dan konsep seni pertunjukan yang ramah lingkungan untuk menuju kelestarian. Lestari alamnya, budayanya, dan lestari masyarakatnya,” kata Woro seperti dikutip dari Antaranews.

Kendati baru pertama kali diselenggarakan, pelaksana acara ini sudah dipercayakan kepada para generasi muda yang ada di Kabupaten Temanggung dan Wonosobo. Beragam budaya akan ditampilkan pada festival ini sehingga akan menarik perhatian banyak masyarakat. Bahkan, tidak hanya menampilkan budaya lokal, Festival Sindoro Sumbing juga akan menampilkan beberapa budaya dari negara lain, antara lain dari Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Filipina.

BACA JUGA:   Sandiaga Uno Sebut Event Olahraga Bantu Promosikan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Rangkaian acara Festival Sindoro Sumbing akan dilaksanakan di dua kabupaten berbeda, yakni Temanggung dan Wonosobo, dengan rincian 7 acara digelar di Temanggung dan 5 di Wonosobo. Rangkaian kegiatan FSS dimulai dari Kabupaten Temanggung, tepatnya di Alun-alun Temanggung. Di sana ada panggung jaranan yang diisi dengan lomba kesenian jaran kepang tingkat Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Lomba ini diikuti 18 kelompok kesenian jaran kepang yang ada di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Lalu pada 16 Juni 2019 digelar “Ngopi di Pasar Papringan Ngadiprono” yang akan diisi dengan penjualan kopi dan kuliner lokal. Ngopi di Papringan menjadi sebuah upaya mengangkat citra kopi dan kuliner lokal di kancah nasional dan internasional. Acara ini dibuat sebagai upaya apresiasi kepada para penggiat kopi yang telah berkontribusi untuk menjaga kelestarian lingkungan. Bahkan, akan dibuat pameran khusus kopi di FSS.

BACA JUGA:   JK: Pasokan Listrik Harus Menjangkau Daerah

Sementara itu, sarasehan budaya pada akan diselenggarakan pada 25 Juni 2019 di Dusun Lamuk Gunung, Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung. Sarasehan ini menggali konsep pelestarian dan pengembangan jaran kepang sebagai identitas kebudayaan daerah yang dapat memberikan dampak sosial ekonomi masyarakat.

Selanjutnya, 26-27 Juni 2019 digelar lokakarya kostum jaran kepang di Dusun Lamuk Gunung, Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo dengan menghadirkan pembicara perancang busana, antropolog, dan pakar pemasaran.

Kemudian ada Jifolk yang merupakan pertunjukan folklor tingkat internasional dengan konsep kelestarian dan kearifan lokal. Acara ini akan digelar di Alun-Alun Temanggung pada 12-14 Juli 2019. Sedangkan pada 19-20 Juli 2019 digelar sendratari Sindoro Sumbing di Lapangan Kledung, Temanggung. Kegiatan ini merupakan kolaborasi Kabupaten Temanggung dan Wonosobo yang bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan di kawasan Sindoro Sumbing.

BACA JUGA:   Jakarta Fashion Week 2018 Usung Tema Keberagaman

Sementara itu, untuk kegiatan yang diselenggarakan di Kabupaten Wonosobo ialah Java Balloon Attraction di Lapangan Pagerejo pada 15 Juni 2019, kemudian Bedhol Kedaton pada 23 Juli 2019. Birat Sengkala dan Parade Tapa Bisu akan diselenggarakan pada 23 Juli 2019, Pisowanan Agung dan Kenduri 1.000 Tenong pada 24 Juli 2019. Lalu 27 Juli 2019 ada Ruwat Cukur Rambut Gembel dan pentas kolosal Topeng Lengger di Alun-Alun Wonosobo.

Banyaknya rangkaian kegiatan pada Festival Sindoro Sumbing 2019 diharapkan akan banyak pengunjung yang datang. Apalagi, kata Woro, pelaksanaan FSS 2019 dimulai saat suasana libur Lebaran sehingga diharapkan menjadi destinasi pilihan terbaik bagi penduduk setempat dan luar daerah.

“Kita harapkan Festival Sindoro Sumbing tidak hanya digelar tahun ini saja, tapi akan kita agendakan menjadi acara tahunan di sini,” ujar Woro.