FLOII Convex 2022 Catatkan Rp4,5 Miliar Transaksi

Wednesday, 19 October 22 Harry
floii convex 2022

Indonesia merupakan negara megabiodiversitas yang kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk florikultura atau tanaman hias. Potensi besar tersebut harus lebih dioptimalkan demi kesejahteraan masyarakat maupun dari sisi konservasinya. Dibutuhkan inovasi dan kerja sama para pihak, mulai dari pemerintah, pelaku usaha, maupun kalangan ilmuwan untuk mendorong sektor usaha tanaman hias berkembang dan berkelanjutan.

Menurut Puji Lestari, Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional, volume dan nilai ekspor tanaman hias Indonesia masih tertinggal jauh dari negara Asia Tenggara lainnya, bahkan hanya berkontribusi sebesar 0,08% dari total nilai perdagangan tanaman hias di pasar global.

Puji menambahkan, diperlukan inovasi dalam industri tanaman hias sehingga ke depannya para pelaku usaha dapat meningkatkan daya saing di pasar global. Ia mencontohkan, inovasi teknologi dalam florikultura dapat menunjang produktivitas benih dan tanaman serta memunculkan varietas unggul. Hingga kini, terdapat 300 varietas yang telah dilepas yang berasal dari sejumlah spesies seperti bunga krisan dan anggrek.

“Inovasi menghasilkan nilai tambah dan pengembangan produk. Inovasi adalah komponen kunci dari modernisasi florikultura,” ujarnya.

M. Luthful Hakim, Koordinator Pendaftaran Varietas Tanaman – Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian, menuturkan, pendaftaran plasma nutfah merupakan bagian dari upaya perlindungan pemerintah dalam pengelolaan keanekaragaman hayati di Tanah Air. Berdasarkan suatu penelitian, terdapat 12.237 plasma nutfah tanaman lokal Indonesia. Namun, hingga kini, baru sekitar 1.999 yang terdaftar dan 1.786 dilepas perizinannya oleh Kementerian Pertanian, atau masih terbilang rendah.

BACA JUGA:   Dyandra Group Siapkan Indonesia ke Expo 2020 Dubai

“Jangan sampai kekayaan alam yang dimiliki yang kemudian diekspor, lalu kita abai akan pendaftarannya dan di kemudian hari justru diklaim negara lain sebagai produk asli mereka,” kata Luthful.

Handry Chuhairy, Penggemar Tanaman Hias Indonesia dan Pendiri Han Garden, menambahkan, sejumlah kiat dapat dilakukan pelaku usaha tanaman hias agar usahanya bisa menembus pasar domestik maupun ekspor. Pertama, pengusaha harus dapat menemukan passion atau pola kesukaan akan suatu varietas tanaman hias, serta perlu memahami segmen yang akan dituju. Kedua, pelaku usaha juga mesti memantapkan posisinya dalam usaha, misalnya menjadi petani bibit, petani tanaman siap jual, ataukah menjadi distributor.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, ekspor tanaman florikultura terus meningkat signifikan pada periode 2020-2022. Pada Januari-Juli periode 2020-2022, jumlah ekspor tahun 2020 di angka 2,980 juta kilogram. Kemudian, pada 2021 naik menjadi 3,414 juta kilogram dan pada 2022 terus tumbuh hingga menjadi 4,468 juta kilogram. Dalam kurun Januari-Juli 2022, nilai ekspor tanaman hias asal Indonesia sudah mencapai Rp1,3 triliun. Beberapa negara tujuan utama ekspor tanaman hias Indonesia adalah Amerika Serikat, Eropa, Uni Emirat Arab, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan.

BACA JUGA:   Indonesia Digital Trade Show 2020 Hadirkan 375 Pengusaha Lokal dan UMKM

Pameran Floriculture Indonesia International (FLOII) Convex 2022 telah selesai dilaksanakan. Acara ini berlangsung sejak tanggal 14 Oktober hingga 16 Oktober 2022 di Hall A, Jakarta Convention Center. Gelaran yang mengusung tema “Empowering Mindscape and Transforming Indonesian Tropical Plant Industry” ini digagas oleh Perhimpunan Florikultura Indonesia (PFI) dan Indonesian Aroid Society (IAS) bekerja sama dengan QUAD Event.

Selama tiga hari penyelenggaraan, FLOII Convex telah menghadirkan lebih dari 90 peserta pameran, 4 sesi konferensi, 4 sesi talk show, 2 workshop, serta kontes dan lelang tanaman. Sebagai pameran perdana, FLOII Convex sukses mendatangkan lebih dari 5.000 pengunjung dan total transaksi mencapai Rp4,5 miliar dengan penjualan lebih dari 4.000 tanaman.

Sementara itu, kontes tanaman diikuti kurang lebih 300 peserta yang terbagi menjadi empat kategori, yaitu Adroid, Aglaonema, Platycerium, dan Sansevieria dengan total hadiah sebesar Rp300 juta. Sedangkan terdapat 72 tanaman yang dilelang dengan bid tertinggi mencapai Rp61 juta dengan jenis tanaman encephalartos hirsutus.

“Kami sangat senang mendapatkan respons positif dari berbagai pihak baik pengunjung maupun peserta pameran atas terselenggaranya acara ini. Kami juga mendapatkan kehormatan dikunjungi oleh tiga orang Menteri pada tiap harinya, yaitu Menteri Sosial, Menteri Koperasi dan UKM, Menteri Pertanian serta Kapolda Metro Jaya yang merupakan bentuk dukungan dan apresiasi terhadap acara ini. Semoga dukungan dari pemerintah ini terhadap industri tanaman hias dapat berkelanjutan,” ucap Rosy Apriyanti, Ketua Perhimpunan Florikultura Indonesia.

BACA JUGA:   Property Weekend Fiesta Incar Kaum Milenial

“Tingginya minat dan antusiasme dari para stakeholders terhadap dunia florikultura membuat kami berharap dapat mengadakan acara ini kembali di tahun depan. Tentunya kami akan membuat acara dengan konsep yang lebih meriah lagi. Untuk saat ini kami merasa puas dengan terselenggaranya event ini yang meskipun baru pertama kali dilaksanakan sudah mendapatkan sambutan yang positif dan berjalan dengan lancar. Diharapkan acara ini kembali meningkatkan minat masyarakat terhadap tanaman hias hingga kenaikan ekspor tanaman hias Indonesia ke mancanegara,” tutup Michael Bayu A. Sumarijanto, Ketua Pelaksana FLOII Convex 2022 sekaligus Presiden Direktur PT Fasen Creative Quality (QUAD Event).