Meredanya badai pandemi COVID-19 menjelang akhir tahun 2021 membawa secercah harapan bagi industri pameran Indonesia.
Hosea Andreas Runkat, Ketua Umum Asperapi, dalam breakout session Indonesia MICE Outlook 2022 di acara Road to AVPN Conference & International Events 2022: Creative, Agile and Adaptive to The New Paradigm of Tourism and Creative Economy di Bali Nusa Dua Convention Center, 26 November 2021, mengatakan bahwa di akhir tahun 2021 ada pertumbuhan cukup bagus untuk industri pameran.
“Ada sebanyak 38 pameran yang jalan di tahun 2021 ini dari target 64. Hampir tiap minggu ada pameran, sementara tahun 2020 lalu hanya 20 pameran. Tentunya dengan menerapkan protocol kesehatan, termasuk event hybrid,” ujar Hosea.
Data ini, lanjut Hosea, di luar dugaan. Pasalnya, akibat wabah pandemi diprediksi industri pameran baru akan bergeliat kembali pada tahun 2024.
“Kami optimistis di tahun 2022 akan membaik, dan pada tahun 2023 industri pameran berpotensi akan kembali balik seperti sedia kala saat tahun 2019,” ujar Andre.
Tentunya, lanjut Hosea, ke depan ada banyak adaptasi yang harus dilakukan untuk mengimbangi era kenormalan baru pasca-pandemi yang sebelumnya banyak membuat disrupsi. Selain itu, dibutuhkan juga berbagai kolaborasi berkesinambungan untuk memajukannya, termasuk dukungan kebijakan pemerintah dan swasta.
Masih kata Hosea, bisa dikatakan bahwa memulihkan ekonomi berarti memulihkan pameran. Begitu pun sebaliknya, memulihkan pameran sangat berarti bagi pemulihan ekonomi. Dan pemulihan ini harus datang baik dari pemerintah maupun industri yang berkolaborasi.
Berbagai adaptasi memang sudah dan terus dipersiapkan oleh industri untuk beradaptasi dengan kondisi pasca-pandemi. Semisal, industri pameran tak bisa lagi mengandalkan mass crowd sehingga pameran yang less crowd bisa menjadi pilihan. Juga kecenderungan mengadakan event outdoor yang menurut pemahaman awam sisi kesehatannya sedikit lebih tidak berisiko ketimbang indoor.
“Juga transformasi ke event yang berkualitas ke depannya dengan less crowd, juga menggelar event-event yang berdasarkan pada konsep sustainable dan sebagainya. Untuk itu kami sudah siap,” tegasnya lagi.
Keberhasilan pemerintah dalam menekan penyebaran COVID seiring dengan tercapainya target vaksinasi membuat masyarakat sedikit lebih tidak khawatir untuk beraktivitas di luar rumah.
Berdasarkan data Litbang Asperapi, akan ada 120 pameran yang digelar pada tahun 2022, dengan 65 persen di antaranya digelar di Jakarta, sisanya menyebar di sejumlah kota MICE di Indonesia, termasuk Bali yang akan kedatangan banyak pemimpin negara asing dalam sejumlah konferensi internasional termasuk G20.
“Melihat data 2020-2021, industri pameran akan menggeliat di tahun 2022 pada bulan Juli-Desember 2022. Dan semester 1 bagi industri didominasi pameran yang pada tahun 2021 ini terlaksana atau reschedule,” ujar Andre.
Penyelenggaraan kegiatan MICE di Indonesia menjadi pemicu pembukaan border wisatawan bisnis dari berbagai negara. Hal ini akan berdampak besar bagi industri MICE.
Selain itu, industri pameran secara langsung menyumbang sebesar US$81,1 miliar produk domestik bruto global (PDB). Kontribusi sektor ini secara tidak langsung pada industri adalah sebesar US$116,4 miliar, dan jika dihitung dengan menambahkan induced contribution akan melonjak menjadi US$197,5 miliar.
Oleh karenanya, pemulihan ekonomi di industri pameran akan berkontribusi cukup besar bagi perekonomian Indonesia, khususnya dari sektor MICE atau pariwisata. Perlu dukungan dan kerja sama yang kuat dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun industri, untuk kembali membangkitkan MICE, terutama pameran, di Indonesia agar pulih kembali.
KOMENTAR
0