Indonesia MICE Outlook 2022 telah diselenggarakan pada tanggal 26 November 2021 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC). Acara ini merupakan bagian dari kegiatan Road to Asian Venture Philanthropy Network (AVPN) Conference & International Events 2022 yang difasilitasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Pandemi Covid-19 memberikan dampak terhadap perkembangan bisnis MICE, termasuk travel agent. Sempat mengalami mati suri pada awal pandemi, industri travel agent kini sudah mulai kembali bangkit dan siap menyongsong tahun 2022.
“Sama seperti bisnis lainnya di bidang pariwisata, kita semua mengalami pasang surut bahkan dibilang mati suri. Tetapi, ternyata di tahun 2021 ini kita mengalami perubahan ke arah yang lebih baik,” ungkap Pauline Suharno, Ketua Umum Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO).
Perubahan tersebut terjadi akibat regulasi yang dibuat pemerintah, salah satunya terkait pelonggaran aturan perjalanan di Indonesia. Menurut Pauline, pelonggaran aturan perjalanan tersebut meningkatkan jumlah penjualan travel agent di Indonesia.
“Sempat ada penurunan, tetapi hanya di bulan-bulan tertentu saat pemerintah kembali melakukan pembatasan seperti pada bulan Mei waktu mudik. Kemudian, di Juli hingga Agustus juga mulai ada penurunan lagi saat PPKM diperketat,” ucap Pauline.
Pada Januari 2021, jumlah penjualan yang berhasil dikumpulkan travel agent Indonesia hanya mencapai Rp150 miliar. Namun, ketika aturan perjalanan dilonggarkan, jumlah penjualan travel agent semakin meningkat hingga Rp650 miliar pada bulan Oktober 2021.
Melihat data tersebut, Pauline, optimistis bisnis travel agent akan semakin meningkat di tahun 2022. Apalagi, dengan adanya percepatan program vaksinasi di Indonesia dan negara lainnya, semakin mempermudah seseorang untuk melakukan perjalanan wisata.
“Kami prediksi, semakin banyak populasi dunia yang divaksinasi akan membuat kasus Covid-19 semakin melandai. Pada akhirnya, banyak negara akan membuka pembatasannya. Dengan begitu, vaksinasi ini dapat mempermudah cara-cara dari perjalanan,” kata Pauline.
Ketika ada satu negara yang baru membuka perbatasannya, gairah masyarakat untuk berkunjung ke negara tersebut akan semakin memuncak. Menurutnya, masyarakat akan mencari banyak informasi terkait negara tersebut agar dapat segera berkunjung ke sana.
“Kami pernah melakukan survei, begitu ada satu negara yang dibuka, pertanyaan masyarakat itu hanya ‘kapan bisa berangkat ke sana”. Begitu exited-nya mereka untuk mau berangkat dan melakukan perjalanan wisata,” ungkapnya lagi.
Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan vaksinasi dan juga pelonggaran pembatasan dari pemerintah dapat membuat pergerakan masyarakat semakin membaik. Oleh sebab itu, ia berharap agar pemerintah tetap konsisten membuat kebijakan yang berpihak terhadap industri pariwisata dan MICE, khususnya travel agent.
KOMENTAR
0