Lakon Indonesia, sebuah wadah bagi pelaku UMKM, akan menggelar pertunjukan busana batik bertajuk Gantari: The Final Journey to Java. Acara ini akan digelar pada 9 Oktober 2021 dan mengambil lokasi di kompleks Candi Prambanan, Jawa Tengah.
Thresia Mareta, Founder Lakon Indonesia, mengatakan bahwa Gantari merupakan salah satu bentuk perayaan dari Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober 2021. Pertunjukan busana ini juga menjadi bagian dari kegiatan Jakarta Fashion and Food Festival (JFFF) yang diselenggarakan 23 September-10 Oktober 2021.
Tak hanya itu, Gantari juga merupakan acara lanjutan dari pagelaran Lakon Indonesia tahun lalu yang bertajuk Pakaiankoe. Menurutnya, Pakaiankoe merupakan presentasi hasil kerja Lakon Indonesia bersama dengan para artisan dan juga pengrajin di daerah Jawa yang telah terjalin selama lebih dari satu tahun.
“Tahun lalu kami sudah berhasil kerja sama dengan desainer kuat tanah air dan akan kami lakukan di tahun ini melalui Gantari. Hingga saat ini, produksi koleksi Pakaiankoe sudah menggunakan lebih dari 20.000 meter kain batik dan jumputan hasil karya tangan pengrajin tradisional,” jelas Thresia dalam Press Briefing bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Thresia menjelaskan bahwa Gantari memiliki makna sebagai sebuah penghormatan bagi seorang perempuan. Sesuai dengan maknanya, acara ini akan diwarnai dengan karya-karya halus sebagai penanda bahwa banyak maha karya di dunia ini berasal dari perempuan.
“Kami ingin menyampaikan bahwa perempuan itu bisa berperan sebagai sumber, inspirasi, atau penghasil karya itu sendiri,” dia menambahkan.
Lebih lanjut ia mengatakan, Gantari, merupakan sebuah bentuk komitmennya untuk mengangkat seni dan budaya sebagai sebuah bisnis yang dapat dikembangkan. Dengan harapan agar para pengrajin, UMKM, dan pelaku industri fesyen bisa mendapatkan manfaat ekonomi secara langsung bagi kehidupannya.
“Di sini juga membuka peluang baru untuk mendorong perekonomian daerah secara khusus dan perekonomian nasional di masa mendatang,” ucapnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menambahkan bahwa Gantari akan melibatkan 1.000 pelaku ekonomi kreatif khususnya dari daerah Jawa Tengah untuk menghasilkan karya terbaiknya. Lakon Indonesia akan mengambil 150 karya terbaik yang kemudian akan dipresentasikan ke depan khalayak luas.
“Ada 150 pakaian siap pakai yang dipresentasikan oleh 150 orang model. Kehadiran model ini juga akan membuka peluang pekerjaan bagi masyarakat sekitar sana,” ujar Sandiaga.
Beragam koleksi busana yang memiliki detail halus dan menggambarkan kelembutan perempuan akan dihadirkan dalam peragaan busana mendatang. Tak hanya batik, 150 pakaian yang akan ditampilkan juga berasal dari kain jumputan atau tie dye serta kain tenun lurik khas Jawa Tengah.
“Produk yang akan ditampilkan itu tidak hanya dapat digunakan untuk acara resmi saja, tetapi juga berbagai acara lainnya. Tujuannya agar produk tersebut dapat dipakai oleh kaum milenial yang menjadi target utama kami dalam acara ini,” kata Sandiaga lagi.
Gantari: The Final Journey to Java akan digelar secara hybrid dengan hanya mengundang beberapa tamu saja dan terbatas. Namun, masyarakat dapat menyaksikan acara ini secara langsung melalui akun YouTube dan instagram milik Lakon Indonesia, Kemenparekraf, dan juga JFFF.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Nia Niscaya, juga memastikan bahwa acara ini tidak akan menimbulkan kluster baru penyebaran COVID-19. Caranya adalah dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat seperti membatasi jumlah tamu yang hadir di lokasi Candi Prambanan.
“Kapasitas di sana bisa mencapai 10ribu orang, tetapi, kami membatasi hanya 250 orang saja yang boleh hadir. Tamu yang diundang sudah harus tervaksinasi, melakukan tes antigen, jaga jarak, dan juga akan kami sediakan hand sanitizer di lokasi acara,” ungkap Nia.
KOMENTAR
0