Indonesia International Furniture Expo (IFEX) kembali digelar pada 11 hingga 14 Maret 2019. Pameran mebel dan kerajinan B2B (business to business) yang keenam ini diselenggarakan di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran.
Sebagai pihak penyelenggara, Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) dan Dyandra Promosindo mencatat adanya kenaikan jumlah peserta pameran, baik dari dalam maupun luar negeri. Abdul Sobur, Sekretaris Jenderal HIMKI, mengatakan bahwa di tahun ini ada beberapa peserta dari dalam dan luar negeri yang baru pertama kali mengadakan pameran di Indonesia.
“Total ada sekitar 600 peserta di IFEX 2019, dengan penjabaran 24 perusahaan dari luar negeri dan sisanya dari lokal,” ujar Sobur.
Selain itu, Sobur juga menargetkan akan ada 14.000 hingga 15.000 pengunjung yang hadir ke IFEX 2019. Jumlah ini naik dari total pengunjung di IFEX 2018 yang berjumlah 11.429 orang.
“Untuk tahun ini, tercatat jumlah pengunjung yang datang itu dari 127 negara. Jadi, setara dengan 2/3 anggota PBB akan hadir pada pameran IFEX 2019,” ujar Sobur.
Soenoto, Ketua HIMKI, menambahkan, untuk tahun ini ditargetkan ada US$300 juta transaksi yang terjadi saat pameran berlangsung. Target ini turun dari jumlah transaksi tahun 2018 yang berjumlah US$350 juta (transaksi di tempat).
“Ya, memang sudah seharusnya target harus naik, tapi yang ingin kita garis bawahi di sini adalah bukan hanya jumlahnya yang naik, tapi value-nya. Jadi, jangan bisanya jual barang murah saja, tapi harus ada value-nya di dalamnya,” kata Soenoto.
Meskipun target transaksi tahun ini menurun, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto meyakini akan ada transaksi lanjutan usai digelarnya IFEX 2019. Dia menyebutkan, jumlah transaksi lanjutannya dapat mencapai US$800 juta.
“Walaupun ekspektasinya hanya US$300 juta, tapi ‘kan efek enam bulan ke depannya bisa sampai US$800 juta,” kata Airlangga saat membuka pameran IFEX 2019.
Menurut Airlangga, akan ada potensi dan peluang bagus yang dapat dihasilkan dari pameran ini. Apalagi, IFEX merupakan pameran furnitur terbesar yang ada di Indonesia, bahkan Asia Tenggara.
“Pameran ini sangat signifikan bagi industri mebel. Kami dari pemerintah akan mendorong pameran-pameran seperti ini untuk lebih efektif dan lebih bersifat tematik,” kata.
Airlangga mengungkapkan, saat ini Indonesia memiliki modal besar untuk menjadi pemain utama di industri furnitur, khususnya rotan. Ini terjadi lantaran Indonesia merupakan penghasil rotan sebanyak 80 persen dengan 312 spesies lebih di dalamnya.
“Rotan ini merupakan bahan baku penting bagi industri ini, dan saat ini rotan sudah menjadi trademark di Indonesia,” dia menambahkan.
IFEX 2019 menggunakan seluruh hall yang ada di kawasan JIExpo Kemayoran, mulai dari Hall A hingga Hall D. Selain itu, area luar ruangan juga digunakan untuk menggelar pameran mebel tersebut dengan total keseluruhan area sebesar 60.000 meter persegi.
KOMENTAR
0