Asdep Pengembangan Wisata Alam dan Buatan, Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata menyelenggarakan Rapat Koordinasi MICE pada 21 November 2018 bertempat di ruang Merak Jakarta Convention Center.
Mengangkat tema “Mereposisi MICE dalam Pariwisata Indonesia untuk Mendulang Peluang Wisatawan Berkualitas”, rakor MICE ini bertujuan untuk mereposisi MICE dalam kepariwisataan nasional yang ditunjukkan melalui potensi data-data, kontribusi, dan dampak ekonomi dari suatu kegiatan MICE. Selain itu, kegiatan ini juga untuk menyajikan fakta dan peranan Indonesia dalam perkembangan MICE di ASEAN, baik dari segi sumber daya manusia maupun dari segi pelaksanaan event MICE skala internasional.
Adapun output dari pelaksanaan rakor MICE ini adalah tercapainya penyamaan persepsi stakeholders MICE terkait kontribusi MICE di sektor pariwisata, tercapainya potensi kerja sama dengan berbagai pihak yang menjadi sumber data MICE yang bisa diandalkan, serta tergeraknya motivasi industri MICE untuk secara bersama-sama mendorong percepatan Indonesia sebagai destinasi MICE yang kompetitif.
Alexander Reeyan, Asisten Deputi Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Kementerian Pariwisata, mengatakan, “Sampai hari ini Kementerian Pariwisata masih menitikberatkan pada kunjungan wisata. Rakor MICE ini berusaha memberikan tawaran baru tidak hanya pada kunjungan wisatawan, tapi juga kualitas kunjungan wisatawan Indonesia.”
Alexander menargetkan peserta rakor MICE ini mencapai 100 peserta yang terdiri dari unsur Pentahelix, yakni dari pemerintah, akademisi, komunitas, bisnis, dan media.
Anang Sutono, Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Kawasan Pariwisata Kementerian Pariwisata, menambahkan, reposisi ini dilakukan karena ada keinginan dari pemerintah untuk memajukan industri MICE. Sebab, target turis MICE untuk tahun depan adalah 2 juta turis dari total kunjungan 20 juta wisman.
“Ini adalah tantangan kita ke depannya yang sebenarnya kita sudah aware bahwa apabila jumlah turis MICE naik, hitungan ekonomisnya juga naik. Kita harus segera merebut pasar. Kompetisi di negara-negara ASEAN juga tinggi, sedangkan kita masih mengandalkan Bali yang diikuti oleh Jakarta,” ujar Anang Sutono.
“Kalau industri MICE berkembang cepat, ikutannya (trickle down effect) juga akan luas dan banyak. Karena itu, harus ada percepatan, sebab industri MICE bisa berkembang cepat, tapi tidak bisa berkembang dengan sendirinya,” ujar Anang.
Anang menambahkan, “Saya yakin bahwa pariwisata akan meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Kalau pariwisata tidak menyejahterakan kualitas kehidupan manusia, maka ada sesuatu yang salah dari unsur Pentahelix.”
KOMENTAR
0