Roadshow pameran Kreatifood & Showcase 2019 yang digelar oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) berakhir di Bali dengan menampilkan beberapa alumni food startup yang memamerkan produk kreatifnya di Mal Bali Galeria pada 16-18 November 2018.
Sejumlah peserta Kreatifood Bali 2018 dari 238 alumni food startup yang memamerkan produk kreatifnya mengaku banyak mendapatkan peluang bisnis untuk mengembangkan produknya ke pasar yang lebih luas. Mega Siswindarto dari Surabaya yang memiliki produk Bron Chips mengatakan mendapatkan sejumlah distributor dan reseller untuk memasarkan produk makanan ringan andalannya. “Sebelum mengikuti ajang ini kami menjual produk lewat sosmed dan mendapatkan sekitar 80 reseller aktif, tapi setelah tiga bulan dari September hingga November 2018 ini jumlah reseller aktif kami bertambah menjadi sekitar 130,” ujar Mega.
Selain itu, Haveltea, salah satu merek yang juga mengikuti Kreatifood telah berhasil mengekspor 100.000 tea bag ke Singapura dan sedang menjajaki peluang ekspor ke Vietnam, Kamboja, dan Brasil.
Kreatifood adalah acara yang digelar Bekraf untuk meningkatkan subsektor kuliner dengan menghubungkan perusahaan rintisan (startup) kuliner dengan kanal distribusi dan pemasaran produk serta meningkatkan kemungkinan atas terjadinya investasi dari akses permodalan non-perbankan. Sebelumnya, acara ini sukses digelar di Surabaya, Medan, Palembang, Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Malang, Samarinda, dan Makassar.
Selama penyelenggaraan di sembilan kota sebelumnya telah diperoleh transaksi penjualan ritel dengan nilai lebih dari Rp800 juta dengan Kota Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta mencatatkan nilai transaksi terbesar dibandingkan kota-kota lainnya.
Kreatifood diinisiasi oleh Deputi Pemasaran Bekraf sejak akhir 2016. Dengan adanya keterlibatan penuh dari pemerintah dan pihak swasta, perkembangan ekonomi kreatif diharapkan bisa lebih cepat dan menginspirasi para ekonomi kreatif lainnya.
Dalam setiap acara Kreatifodd, Bekraf mengundang pelaku ekonomi kreatif kuliner untuk mengikuti kelas mini di setiap kota, seperti ilmu investasi, kesiapan memasarkan di luar negeri, dan bagaimana melakukan pengembangan kapasitas produksi. Persyaratan peserta Kreatifood tahun 2018 ini harus terkurasi di dalam platform food startup Indonesia karena Kreatifood adalah program lanjutan dan pendukung food startup Indonesia pada bidang pemasaran.
Yang menarik dari Kreatifood adalah salah satu syarat kurasi adalah pemilik produk harus berani berpameran di kota lainnya, tidak di kota asal domisili mereka. Hal ini untuk membuka kesempatan masyarakat mengetahui produk yang dimilikinya, selain tentunya memperluas pangsa pasar.
Dalam acara pembukaan di Bali, anggota Komisi X DPR RI Putu Supadma Rudana mengungkapkan dukungannya yang sangat besar terhadap acara Kreatifood 2018 yang digelar Badan Ekonomi Kreatif dan mengusulkan agar ajang seperti ini tak hanya digelar di 10 kota di Indonesia, tetapi bisa digelar di 10 titik lokasi acara di tiap kota. “Jangan hanya digelar di pusat perbelanjaan atau mal, tetapi sampai ke tingkat kelurahan, atau contohnya di Bali bisa ke banjar-banjar yang ada,” ujar Putu Rudana.
Putu Rudana yang juga menjadi Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI) menambahkan, pemerintah terus mendorong penguatan ekonomi kreatif, termasuk dari aspek regulasinya yang saat ini sedang dibahas Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Ekonomi Kreatif di DPR RI.
“Pembahasan tentang RUU Ekonomi Kreatif hingga saat ini masih berada di DPR, dan kami di Komisi X optimistis pembahasannya tuntas pada 2019,” ujar Putu.
KOMENTAR
0