Konferensi akbar bagi para pelaku event tanah air akan segera diselenggarakan untuk pertama kalinya. Diberi nama Indonesia Event Management Summit (IVES), acara ini akan digelar pada tanggal 16-17 Februari di Jakarta Convention Center (JCC) secara hybrid.
Mengambil tema ‘Connecting adapting to elevate’ acara ini akan menghadirkan 20 topik untuk konferensi, 60 pembicara, dan juga menargetkan 1.000 audience hybrid. Edisi pertama IVES akan membahas empat topik utama yaitu semangat etos kerja dan kemitraan, edukasi dan pemberdayaan, adaptasi dan pemanfaatan kemajuan teknologi, hingga dukungan dari pihak pemerintah.
Andro Rohmana Putra, Project Director Indonesia Event Management Summit 2023, mengatakan bahwa acara ini menjadi jawaban dalam pemulihan ekonomi kreatif khususnya sektor event. Acara ini dibentuk atas dasar komitmen yang nyata dari beberapa asosiasi, komunitas, hingga event owner yang ingin mengumpulkan seluruh pelaku event Indonesia.
“IVES ini kami sebut sebagai sumpah pemuda bagi anak-anak event. 60 speakers yang hadir akan menjelaskan tata kelola panggung, crowd management, pelaksanaan acara, hingga bagaimana menyusun proposal yang baik,” kata Andro.
Hadir untuk pertama kalinya, acara ini diharapkan mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga stakeholder lainnya. Kehadiran dari Dinas Pariwisata seluruh daerah Indonesia juga diharapkan dapat terwujud selama dua hari penyelenggaraan acara.
“Kami harap dinas daerah itu bisa hadir agar kami bisa bersinergi khususnya untuk standarisasi dan pemulihan ekonomi di sektor event,” dia menambahkan.
Harapan Andro mendapatkan respons positif dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI). Vinsensius Jemadu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf, mengatakan bahwa IVES merupakan sebuah gagasan yang bagus untuk sektor event tanah air.
“Selepas PPKM dicabut, setiap daerah mulai menggeliatkan beberapa event di dalamnya. Namun, ada beberapa yang harus diketahui dan diperhatikan oleh para pelaku event di masing-masing daerah. Hal itu lah yang nantinya akan dibahas di acara ini,” jelas Vinsensius.
Menurutnya, acara ini juga sejalan dengan hasil diskusi para mitra industri pariwisata di ASEAN yang hadir dalam forum ASEAN Tourism Forum (ATF) 2023. Acara internasional yang baru saja digelar di Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut menghasilkan tiga poin penting di dalamnya yaitu berkaitan dengan SDM, Risk Management, dan Sustainability Penyelenggaraan Event.
Harry Koko Santoso, Advisor IVES 2023, menambahkan bahwa acara ini penting untuk diselenggarakan karena sudah banyak event yang menanti di Indonesia. Berdasarkan hasil perhitunganya, Indonesia diprediksi dapat memiliki kurang lebih 3,6 juta event setiap tahunnya.
“Event telah menjadi penting di negeri kita. Hanya orang-orang yang berani gercep dan kita harus gaspol karena ke depannya event ini menjadi tulang punggung bersama. Oleh karenanya, kita harus maju untuk event,” ucap Koko.
KOMENTAR
0