Industri pariwisata Indonesia kini tengah diterpa masalah akibat mewabahnya virus corona atau COVID-19. Berbagai sektor terkait pariwisata juga mengalami dampak yang sama dengan adanya pandemi dunia ini, sebut saja maskapai penerbangan, hotel, restoran, dan sektor lainnya. Begitu juga yang dirasakan oleh Putri Duyung Resort Ancol yang berada di bawah naungan PT Pembangunan Jaya Ancol.
Hayati Nufus, General Manager Putri Duyung Ancol, mengatakan, okupansi Putri Duyung Resort Ancol mengalami penurunan sejak virus ini menyebar di Indonesia. Apalagi, penutupan sementara kawasan rekreasi Ancol beberapa waktu lalu membuat kondisi semakin memprihatinkan.
“Virus ini pasti membuat okupansi kita turun. Okupansi hotel paling terasa turunnya itu setelah satu minggu dinyatakan positif corona di Indonesia,” kata Inu, sapaan akrab Hayati Nufus.
Menurutnya, tidak hanya Putri Duyung Resort yang mengalami hal itu, tapi beberapa hotel yang berada di dalam Ancol juga mengalami hal serupa. Penurunan okupansi ini terus terjadi sejak awal kasus ini beredar hingga sesaat sebelum Putri Duyung Resort Ancol dinyatakan tutup sementara.
Sejak kasus ini muncul di Indonesia, yakni awal Maret 2020, tidak banyak yang dilakukan perusahaan untuk memperbaiki bisnisnya. Ia menyebutkan, akan sulit jika hanya mengandalkan promosi saja karena keterbatasan akses masuk ke Putri Duyung akibat penutupan sementara Taman Impian Jaya Ancol.
“Kalau beberapa hotel lain yang ada di Ancol mungkin mengatasinya dengan melakukan promosi. Tapi, kalau kita itu mikirnya akan sulit karena untuk masuk ke area sini saja susah. Makanya, beberapa hari ini kita hanya menunggu kebijakan direksi dan manajemen untuk melakukan lockdown,” ucapnya.
Putri Duyung Resort Ancol melakukan penutupan sementara sejak 19 Maret hingga 29 Maret 2020. Data terakhir yang didapat sebelum penutupan, tingkat okupansi resor hanya di angka 15 persen saja. Penurunan yang paling besar terjadi saat di akhir pekan.
“Biasanya kalau weekend bisa rata-rata 97 hingga 99 persen, langsung drop jadi 40 sampai 50 persen. Terakhir itu sampai di angka 15 persen karena ada salah satu grup yang membatalkan perjalanannya,” jelas Inu.
Inu meyakini, banyak hotel lainnya di luar Ancol yang juga mengalami hal serupa terkait penurunan okupansi. Hal ini ditunjang dengan data yang dikeluarkan dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) bahwa banyak hotel di Indonesia yang mengalami penurunan bisnis.
“Hotel itu ‘kan punya sistem sendiri untuk melihat tingkat okupansinya ya, jadi dari awal virus ini muncul, kita sudah bisa menghitung kalau ada penurunan yang drastis kali ini,” ujarnya.
Ia mengatakan, beberapa tamu yang sudah telanjur memesan kamar di Putri Duyung Resort Ancol melakukan perubahan jadwal kedatangannya. Menurutnya, calon tamunya akan mengundur jadwal perjalanannya hingga situasi sudah kembali kondusif.
“Banyak yang melakukan postpone kedatangannya dan minta diubah jadwalnya ke April, Mei, dan seterusnya. Pokoknya sampai kondisi menjadi aman dulu,” ungkapnya lagi.
KOMENTAR
0