Sejak virus COVID-19 masuk ke Indonesia pada awal Maret 2020, tingkat hunian hotel di Jakarta, Surabaya, dan Bali mengalami penurunan yang drastis. Data dari Colliers International Indonesia pada semester dua 2020 menyebutkan bahwa tingkat hunian hotel di tiga daerah tersebut mengalami penurunan mulai Maret 2020 dan paling signifikan terjadi pada April 2020.
Ferry Salanto, Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia, mengungkapkan, di awal tahun 2020, tingkat hunian hotel masih rata-rata 70 persen. Kemudian, di bulan Maret sekitar 30-40 persen, dan pada bulan April berada di titik terbawah dengan rata-rata di bawah 20 persen.
“Tingkat hunian yang paling terendah itu ditempati oleh hotel-hotel di Bali, bahkan okupansi pada bulan April itu hanya mencapai 7 persen di Bali,” kata Ferry.
Setelah mengalami penurunan yang signifikan, pada Mei 2020 tingkat hunian hotel di ketiga daerah tersebut mulai naik. Hotel di Jakarta memimpin dengan rata-rata tingkat huniannya mencapai 20 persen.
Kendati ada kenaikan grafik untuk tingkat hunian hotel, menurut Ferry, jumlah tersebut masih berada di bawah rata-rata. Menurutnya, saat ini okupansi yang diperoleh hotel-hotel belum mencapai tingkat idealnya.
Melihat kondisi tersebut, di semester kedua 2020 ini hotel-hotel akan menjalankan strategi khusus agar pengeluaran dapat ditekan, tapi revenue tetap naik.
Dari segi operasional, hotel akan meminimalisir biaya operasional dengan berbagai cara, misalnya mengoperasionalkan sebagian total kamarnya dan memberlakukan shift bagi karyawannya. “Sebenarnya hal tersebut sudah menjadi tren di semester satu kemarin, tetapi masih akan dilakukan di semester dua ini,” dia menambahkan.
“Beberapa fasilitas hotel juga akan dibatasi pemakaiannya dan juga tidak ada penggunaan buffet,” ungkap Ferry.
Setiap hotel juga akan memaksimalkan produk makanan-minuman agar tetap mendapatkan pemasukan. Nantinya, banyak hotel yang akan menawarkan layanan pesan-antar makanan untuk masyarakat di sekitar hotel.
Ferry juga akan memprediksi bahwa banyak hotel yang memberikan promo menarik saat masuk ke semester dua. Apalagi, saat ini menjadi momen yang tepat bagi mereka untuk bangkit dan memasarkan produk-produknya.
“Misalnya saja itu promo menginap ‘Pay Now, Stay Later’, jadi mau menginap kapan saja ya terserah, karena promo ini punya jangka waktu yang panjang. Ini akan banyak dilakukan agar pihak hotel dapat mengumpulkan uang dulu saat ini,” ujarnya lagi.
“Kemungkinan besar, promo tersebut tidak bisa dipesan lewat OTA karena kalau pesan di sana uangnya tidak bisa langsung masuk ke pihak hotel. Padahal, saat ini hotel sangat membutuhkan uang cash di awal agar operasional dapat tetap berjalan,” jelas Ferry.
KOMENTAR
0