Jumlah Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) selama Pandemi Covid-19 diketahui semakin meningkat. Bukan hanya kepada orang dewasa, anak dan remaja pun rentan mengalami KBGO.
Menurut data terbaru dari Kementerian Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), korban kekerasan seksual pada anak mayoritas dialami usia 13-17 tahun. Pada Januari hingga Juli 2020 terdapat 2556 anak menjadi korban kekerasan seksual, sementara di periode Januari hingga Mei 2020 terdapat 354 kasus KBGO.
“Anak-anak di usia ini kan rasa ingin tahunya tinggi sekali, jadi ingin berinteraksi dengan orang baru yang efek negatifnya bisa jadi korban,” ujar Florencia Irena, Pakar Psikologi Anak dan Remaja saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Depok, Jawa Barat I, Jum’at (9/7/2021).
Menurutnya, ada beberapa cara pencegahan agar anak tidak menjadi korban. Di antaranya orangtua harus membuka jalur komunikasi dengan anak, memberikan pendidikan seksual dini kepada anak, mengajari anak untuk mencerna dulu sebelum berkomentar atau melakukan apapun di dunia digital. “Orangtua juga bisa masuk ke dunia anak dan memahami apa yang diserap anak,” ujar dia.
Namun bila anak ternyata sudah terlanjur mengalami KBGO, lanjutnya, orangtua harus menjadi pendukung anak tanpa menghakimi saat anak bercerita. Orangtua juga perlu memantau perubahan pada anak, hingga melapor dan mencari bantuan dari tenaga ahli untuk pemulihan psikologis.
Florencia mengatakan, pelecehan seksual masih terjadi karena berbagai sebab seperti masih adanya budaya patriarki, ketidaksetaraan gender, dan relasi kuasa.
Di dunia digital, saat ini belum semua orang memahami pengertian pelecehan seksual yang disebut sebagai KBGO, atau dapat dikatakan kebanyakan tidak sadar telah menjadi pelaku.
“Pelecehan seksual di ranah digital sudah meliputi komentar yang bersifat melecehkan atau merendahkan perempuan dalam mengomentari bentuk tubuh. Sexual harassement di dunia digital bentuknya bisa membuat pernyataan, komentar, atau lelucon yang bermuatan seksual di postingan orang lain atau kolom chat,” tutur Florencia.
Dia mengatakan, KBGO juga termasuk memperlihatkan gambar atau video seksual kepada orang lain, meminta orang lain mengirimkan foto telanjang, dan mendekati seseorang secara terus-menerus meskipun sudah ditolak berulang kali.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0