Media sosial merupakan salah satu platform yang menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Maka tidak heran jika sekarang ini, banyak orang yang suka mengunggah aktivitas sehari-harinya ke media sosial.
“Sebagai mama milenial mungkin sering mem-posting foto atau video-video tingkah lucu anak ke media sosial,” kata Kurniawan, Owner Cosava Food & One Chemical, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Senin (13/9/2021).
Tindakan memajang atau mem-posting foto anak secara online, kata dia, dikenal sebagai sharenting. “Sama seperti media sosial, sharenting memiliki kekurangan dan kelebihan,” ujar Kurniawan.
Dia mengatakan, kelebihan sharenting yaitu bisa membagikan momen indah kepada keluarga yang mungkin tidak tinggal dekat dengan rumah (misalnya di luar kota maupun di luar negeri) serta membagikan informasi-informasi menarik seputar kesehatan atau kegiatan yang mungkin bisa ditiru oleh masyarakat luas.
“Di balik kelebihannya, ada kekurangan yang bisa berisiko yang akan berdampak bagi anak maupun Anda sendiri,” kata dia.
Menurutnya, ada beberapa risiko yang mungkin merugikan ketika mem-posting foto atau gambar anak di media sosial. “Beberapa masalahnya bisa terkait dengan pencurian identitas, pengambilan gambar anak-anak secara digital di situs-situs ‘predator’, dan mengungkap informasi yang bisa saja disalah gunakan oleh orang lain.”
Dia menambahkan, menurutnya 50% gambar yang dipublikasikan dalam situs pedofil, telah diambil dari situs media sosial orangtua. Tapi meski begitu, keputusan untuk mem-posting foto buah hati di media sosial akan balik lagi ke tangan orangtua. Kurniawan mengatakan, terdapat beberapa tips yang bisa diterapkan orangtua jika memutuskan untuk memposting, yaitu:
- Perhatikan Nama Anak Anda di Internet
Buatlah notifikasi untuk memberitahu kapan nama anak Anda muncul di hasil penelusuran Google atau media lainnya. Pastikan Anda menyisir nama anak Anda di masing-masing laman media sosial.
- Jangan Unggah Foto Telanjang Anak
Jangan mem-posting gambar anak yang menunjukan anak dalam keadaan telanjang. Hal ini bisa memancing para ’predator’ di luar sana untuk menyalahgunakan foto anak untuk kepuasan seksual mereka.
- Jangan Sertakan Lokasi Rumah Anda
Jika Anda ingin mengunggah gambar anak, jangan sertakan lokasi rumah Anda ataupun lokasi di mana tempat anak sedang beraktivitas. Sekali lagi, hal ini bisa memancing para kriminal untuk melakukan kejahatan pada Anda dan anak.
- Cek Keamanan Website
Pastikan Anda memeriksa ulang website yang Anda gunakan untuk mem-posting foto anak. Apakah web atau aplikasi tersebut aman digunakan atau tidak.
- Bentuk Apresiasi
Jadikan unggahan tentang anak Anda sebagai bentuk apresiasi terhadap buah hati. Berfokuslah pada hasil karya yang telah anak buat. Jangan terlalu menitikberatkan pada berbagai kelucuan yang muncul dari aktivitas Anda. Terlebih jika Anda memperlihatkan aktivitas keseharian anak.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0