Candu Pornografi Pada Anak

Friday, 24 September 21 Venue

Semakin majunya teknologi membuat beberapa orangtua memilih memberikan gawai pada anak sejak usia dini, untuk menghibur atau mengisi waktu luang anak. Walaupun tidak sepenuhnya salah, namun gawai juga bisa membawa dampak negatif.

“Salah satunya adalah konten pornografi, yang kini cenderung lebih mudah diakses oleh anak-anak,” kata

Moch Sofi Asrifin, Internet Marketer dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Kamis (23/9/2021).

Menurut dia, tidak hanya bagi orang dewasa saja, pornografi bisa menimbulkan kecanduan pada anak-anak yang menyaksikannya secara terus menerus. “Dalam jangka panjang, kecanduang pornografi bisa memicu berbagai dampak buruk, seperti mengganggu konsentrasi anak, hingga anak rentan menjadi pelaku kejahatan seksual.”

BACA JUGA:   Ragam Jejak Digital yang Merugikan

Moch Sofi mengatakan, terdapat beberapa ciri pecandu pornografi di antaranya:

  • Bila ditegur dan dibatasi menggunakan HP akan marah.
  • Mulai impulsif, berbohong dan emosinya sering naik.
  • Sulit berkonsentrasi.
  • Jika bicara menghindari kontak mata.
  • Menyalahkan orang lain.
  • Menutup diri.
  • Prestasi akademis menurun.
  • Hilang empati, apapun yang diminta harus diperoleh.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan,tantangan di ruang digital semakin besar, konten-konten negatif terus bermunculan dan kejahatan di ruang digital terus meningkat. “Menjadi kewajiban kita bersama untuk meningkatkan kecakapan digital masyarakat melalui literasi digital,” ujar Presiden Joko Widodo saat membuka program literasi digital nasional.

BACA JUGA:   Pentingnya Menjalankan Internet Sehat dan Aman

Presiden pun mencontohkan konten-konten negatif yang marak muncul di ruang digital, seperti hoaks, penipuan daring, perjudian daring, eksploitasi seksual pada anak, perundungan siber, ujaran kebencian, hingga radikalisme berbasis digital.

“Hal-hal itu perlu diwaspadai karena mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan literasi digital kita minimalkan konten negatif dan membanjiri ruang digital dengan konten positif,” ujarnya.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

BACA JUGA:   Pelaku Usaha Kuliner Diminta Manfaatkan Teknologi Digital

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).