Salah satu penggunaan media sosial dengan bijak yaitu dengan menjadikannya sebagai wadah pemasaran bagi produk yang akan dijual. Agar tujuan pemasaran tercapai, diperlukan keahlian salah satunya copywriting.
“Interaksi di dunia maya antara penjual dan konsumen diwujudkan dalam bentuk tulisan, video, dan kata-kata,” ujar M. Abdul Rohman, Wartawan Bendahara Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Tuban, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Jumat (25/6/2021).
Copywriting, kata Abdul, merupakan teknik penulisan yang bertujuan mendapatkan respon pembaca. Di media sosial, strategi pemasaran dengan copywriting menggunakan kombinasi antara tulisan visual yang menarik perhatian. Teknik copywriting yang baik, lanjut dia, yaitu penjual harus memperhatikan audiens. “Dapat diartikan, kata-kata yang ingin disuguhkan harus berkaitan dengan audiens secara langsung.”
Selain itu, menurut Abdul Rohman, upayakan audiens menjadi penasaran dengan produk yang ditawarkan. Dapat dilakukan dengan memainkan kata-kata, tulisan, dan video melalui media sosial. “Setelah menyiapkan media untuk dipublikasikan, maka penjual dapat menyebarkan postingannya.”
Abdul mengatakan, sebelum membuat copywriting untuk suatu produk, seorang copywriter perlu mempelajari produk tersebut. Mulai dari keunikan, keunggulan, fungsi produk, memahami kebutuhan konsumen, dan berakhir dengan membuat tulisan berisi ajakan yang menarik.
Saat ini, lanjut dia, banyak pelaku copywriting yang pandai bermain kata-kata. Apabila tidak bisa menerapkan copywriting dengan baik, memungkinkan sebuah usaha mengalami kerugian hingga 50 persen. Dampak jika hanya memposting produk tanpa adanya copywriting di antaranya sedikit peminat, interaksi minim, dan pemasaran menjadi lambat.
“Pengaruhnya ketika kita tidak memperhatikan copywriting mengakibatkan produk terlihat kurang baik dan minim mendapat respon dari calon pembeli. Kesuksesan pebisnis 50% dipengaruhi copywriting karena pada copywriting terdapat interaksi pembeli dan penjual,” tutur Abdul Rohman.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0