Gaming Disorder dan Pengaruhnya Terhadap Otak

Thursday, 22 July 21 Venue

Di zaman yang serba digital ini, bermain game online sering dijadikan opsi untuk melepas rasa penat. Tidak usah pergi ke luar rumah, hanya dengan gawai, seseorang bisa mengunduh berbagai jenis permainan yang disukai.

“Sayangnya, terlalu asyik bermain game online terkadang membuat seseorang lupa waktu dan mengabaikan orang-orang di sekitarnya. Salah satu efek yang perlu diwaspadai dari bermain game online adalah kecanduan,” ujar Miftahul Anwar, CEO dan Founder MAB Foundation & Pengasuh Pesantren Karya Anak Bangsa, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (21/7/2021).

BACA JUGA:   Memberikan Penghargaan Tertinggi untuk Diri Sendiri di Media Sosial

Kecanduan, kata dia, adalah kondisi yang dikenal sebagai gaming disorder. Saat seseorang mengalami gaming disorder, maka ada perubahan fungsional dan struktural dalam sistem saraf, terutama pada sistem yang mengatur perasaan senang, belajar, dan motivasi.

“Ternyata, perubahan otak yang dialami oleh pecandu game online sama dengan perubahan yang terlihat pada kelainan kecanduan lainnya. Kecanduan game online ternyata mempengaruhi otak, bahkan menyebabkan perubahan di berbagai bagian otak, tetapi juga strukturnya,” tutur Miftahul.

Orang yang kecanduan game online, kata dia, juga bisa mengalami gejala fisik, seperti mudah lelah, sakit kepala atau migrain, nyeri punggung, dan mata berkunang-kunang. “Pada kasus yang sudah parah, pecandu game online bahkan bisa mengalami gangguan pada saraf tangan karena terlalu sering bermain game dalam waktu lama,” ujarnya.

BACA JUGA:   Selamatkan Anak Dari Kebiasaan Oversharing

Menurut Miftahul, sebagian pecandu game online tidak merasa bermasalah dengan gangguan perilaku yang dialaminya. Oleh karena itu, dibutuhkan pemeriksaan kejiwaan dari psikolog atau psikiater untuk memastikan apakah seseorang memang mengalami kecanduan game online atau tidak.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

BACA JUGA:   Marak Pencurian Identitas, Begini Cara Menghindarinya

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).