Penggunaan layanan internet atau software dengan akses internet untuk menipu atau mengambil keuntungan yang merugikan orang lain digunakan para oknum untuk menjadi mata pencaharian. Oknum menggunakan beragam modus untuk menjaring korban melalui SMS, acak website, WhatsApp, dan lainnya.
“Phishing yang paling banyak dilakukan. Mereka berusaha mengambil informasi pribadi seperti user ID, password dan data-data sensitif lainnya melalui email media sosial dan aplikasi chat,” kata Yuwita Rianawati, guru SMAN1 1 Teluk Jambe dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Jumat (24/9/2021).
Cara para oknum melakukan phishing, kata dia, bisa secara langsung maupun menipu dengan melakukan rekayasa sosial. Secara langsung yang dilakukan dengan menyebar link melalui pesan singkat maupun WhatsApp. “Mereka membuat seakan-akan link tersebut terpercaya sehingga kita mau mengklik dan kemungkinan link tersebut berisi virus atau sebuah form palsu yang kemudian diisi oleh warganet,” ujarnya.
Menurut Yuwita, antisipasinya adalah ketika ada link sekalipun itu dari orang yang terpercaya atau dari kerabat, jangan pernah membuka link itu atau mengisi formulir sembarangan yang sampai meminta data identitas kita.
“Lalu cara oknum lainnya melakukan phishing yakni dengan membuat seolah-olah kode yang mereka kirim adalah sebuah voucher game, kode konfirmasi dan lainnya,” kata Yuwita.
Sebelumnya, marak beredar kasus mengatasnamakan kasir minimarket yang meminta kode yang dikirimkan melalui pesan singkat ataupun WhatsApp. Padahal kode tersebut adalah kode OTP (One Time Password) sebagai akses pelapis kedua untuk mengakses akun aplikasi digital kita media sosial dan aplikasi lainnya seperti perbankan maupun e-commerce.
Yuwita mengatakan, tujuan dari phishing itu adalah data pribadi, maka, semaksimal mungkin kita menjaga data pribadi seperti nomor KTP, alamat, nama ibu kandung, nomor handphone dan beberapa informasi yang menyangkut diri kita.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0