KOL untuk Tingkatkan Brand Awareness

Friday, 16 July 21 Venue

Internet sangat dibutuhkan sebagai sarana menyalurkan opini atau promosi barang dan jasa oleh seorang Key Opinion Leader (KOL) kepada audiens. Hal itu untuk meningkatkan brand awareness serta pengetahuan mengenai produk yang akan dibeli.

“KOL dengan internet ini saling berkaitan satu sama lain,” kata Rinanti Adya Putri, Key Opinion Leader, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (14/7/2021). KOL yang meng-influence, kata dia, harus memiliki karakter atau ciri khas agar diterima audiens dari masing-masing sosial media.

Sosial media yang berkaitan dan bisa dimanfaatkan, seperti Twitter, Tiktok, Instagram, Facebook, YouTube, dan Spotify. Konten-konten yang diberikan pun beragam bidang. Di antaranya, fashion, beauty, parenting, dan edukasi. Rinanti mencontohkan di Twitter yang ramai cerita orang berbentuk thread. “Sedangkan di Tiktok banyak berisi video edukasi, daily vlog, dan sejenisnya. Instagram pun berbeda market-nya,” ujarnya.  

BACA JUGA:   Jangan Main Asal Lapor Menggunakan UU ITE

Platform internet, kata dia, juga dapat dijadikan sebagai peluang bisnis online atau sumber utama penghasilan uang. Terlebih di zaman ini kita dituntut serba online. Selain itu, terdapat usaha lainnya, seperti dropshipping, freelancer, jasa design, marketing affiliation, dan sejenisnya. Keuntungan lainnya dalam bekerja di internet adalah waktu kerjanya yang fleksibel dan bisa diatur sesuai keinginan kita. 

BACA JUGA:   Aman Bertransaksi Digital dengan 2FA

Dalam pemanfatannya, internet secara keseluruhan dapat digunakan sebagai media menyalurkan karya dan menyebarkan konten, membangun dan menjalani usaha atau bisnis, kemudian juga sebagai media promosi untuk meningkatkan brand awareness.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

BACA JUGA:   Pandemi Dongkrak Nilai Transaksi Nontunai

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).