Kecakapan digital harus ditingkatkan dalam masyarakat agar mampu menampilkan konten kreatif mendidik yang menyejukkan dan menyerukan perdamaian. Sebab, tantangan di ruang digital semakin besar, seperti konten-konten negatif, kejahatan penipuan daring, perjudian, eksploitasi seksual pada anak, ujaran kebencian, dan radikalisme berbasis digital.
Hal itu diungkapkan Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat acara Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Selasa (15/06/2021).
Tryo Utomo, Dosen Psikologi Universitas Trunojoyo Madura, mengatakan, era digital adalah era teknologi informasi dan komunikasi dengan konsekuensinya gaya hidup baru yang tidak bisa lepas dari gadget.
“Konsekuensinya masuk ke era digital dengan gaya hidup baru yang memiliki ciri tidak bisa lepas dari gadget, mulai bangun tidur sampai tidur lagi dan juga belanja, belajar, bekerja, dan berteman online,” paparnya.
Menurut Tryo, perkembangan TIK ini memiliki dampak positif maupun negatif. Dampak negatifnya adalah orang bisa kecanduan gadget, curhat bahkan berdoa ke medsos, manusia bisa teralienasi, dan peran manusia sudah mulai tergantikan.
“Dampak positifnya menciptakan peluang ekonomi baru, proses produksi/distribusi barang lebih efisien, mempermudah aktivitas belanja, bekerja, belanja, dan pencarian informasi cepat,” terangnya.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada tahun 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0