Beragamnya konten di internet bergantung terhadap penggunanya dalam memilih konten. Hal ini karena internet mempunyai algoritma.
“Sebisa mungkin sebagai pengguna, kita harus mengedepankan konten positif agar algoritmanya mengikuti dan bisa meminimalisir konten negatif,” kata Wahyu Widodo, Commercial Animator & Ilustrator, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Senin (20/9/2021).
Menurut Wahyu, konten yang berkualitas mudah untuk ditemukan hanya dengan menyesuaikan kata kunci yang relevan. Kemudian, konten yang berkualitas itu disarankan untuk terus dibagikan. Selain itu, konten berkualitas ini mudah dibaca dan selalu diingat. Dia mengatakan, setiap orang punya ciri masing-masing yang ada pada kontennya.
“Di sini kita bisa membangun image. Orang membangun ciri khas ini butuh waktu yang lama dan berjalan secara natural saja, terutama pada dunia seni rupa. Membutuhkan proses yang lama dalam membuat konten yang berkualitas, tetapi harus kita lakukan,” ujar dia.
Konten yang berkualitas, kata Wahyu, turut mengarah pada internet sehat. Berinternet sehat digunakan untuk produktivitas pekerjaan, sekolah, hingga berbisnis online. Di samping itu, internet sehat menjaga kesehatan mental penggunanya juga mempertahankan jejak digital positif yang ada.
“Oleh karena itu, kita harus berinternet dengan bijak dan konsisten dalam menyebarkan konten positif. Hal ini berguna untuk memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain,” ujarnya.
Wahyu mengatakan, internet yang memiliki dua sisi membuat penggunanya bisa mendapatkan manfaat dan juga konten negatif di saat bersamaan. Internet ini memudahkan dalam mencari dan mengakses berbagai informasi, termasuk melakukan hal negatif seperti pornografi, perjudian, penipuan, pelecehan, pencemaran nama baik, dan hoaks.
“Kita harus membentengi diri untuk menghindari efek negatif. Kita harus memperbanyak referensi atau pengetahuan, bagaimana membedakan mana yang benar dan tidak, mana yang harus dihindari, dan mana yang bisa kita pelajari. Semuanya butuh kejelian,” tuturnya.
Menurutnya, hal yang disasar oleh penyebar konten negatif ialah anak kecil atau di bawah umur yang belum bisa memilah konten-konten di internet. Oleh karena itu, peran orangtua sangat penting untuk membatasi anak menggunakan internet, terutama pada usia remaja yang sedang dalam proses pencarian jati diri.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0