Media Sosial, Sumber Berita Hoaks Paling Utama

Thursday, 17 June 21 Venue

Hoaks atau berita bohong adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tapi dibuat seolah-olah benar. Banyak kasus disebabkan berita hoaks yang menyebabkan perselisihan. Hal itu dikarenakan rendahnya literasi, efek polarisasi/eco chambers karena masalah politik dan SARA, dan media partisan. Untuk itu, sangat disarankan masyarakat harus lebih teliti terhadap berita hoaks.

Hal tersebut diungkapkan oleh Astin Meiningsih, Mafindo, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Senin (14/6/2021).

“Beberapa motif seseorang sebarkan hoaks adalah terkait politik, uang, ideologi, kebencian, dan juga iseng,” ujar Astin.

BACA JUGA:   Bahaya yang Mengintai dari Jejak Digital

Astin menjelaskan, data Masyarakat Telekomunikasi (Mastel) 2019 menyebut media sosial sebagai tempat paling masif dalam penyebaran hoaks karena masyarakat mencari informasi yang ingin mereka tahu langsung dari media sosial. Bukan lagi media mainstream atau media massa, namun dari Facebook, Instagram, Twitter, dan sebagainya.

“Masyarakat menganggap media sosial menjadi nomor satu sangat cepat dibanding dengan media massa. Bahkan, masyarakat sudah jarang menggunakan search engine untuk mencari informasi,” ujarnya.

BACA JUGA:   Memanfaatkan Media Sosial untuk Bisnis

Padahal, di media sosial, informasi dibuat oleh siapa saja sehingga tidak dapat dipastikan kebenarannya. Berbeda dengan informasi yang disampaikan jurnalis media mainstream. Alasan lain mengapa media sosial menjadi tepercaya bagi sebagian kalangan karena media sosial sudah seakan menjadi bagian dari kehidupan mereka.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada tahun 2024.

BACA JUGA:   Tips Menampilkan Personal Branding yang Baik

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).