Bangsa Indonesia sering dihadapkan dengan masalah persatuan dan kesatuan. Untuk itu, diperlukan sikap mawas diri dan memahami wawasan kebangsaan.
“Wawasan kebangsaan ialah cara pandang Bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” kata Indah Pratiwi Arumsari, Tenaga Ahli DPR RI dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (30/9/2021).
Wawasan kebangsaan, kata dia, akan mendorong kita memiliki rasa nasionalisme dan secara sadar selalu membela negara dari segala aspek kehidupan.
Sementara itu, perkembangan teknologi menjadi hal penting untuk menghadapi tantangan di abad 21. “Kita harus bersikap terbuka untuk menerima segala perkembangan atau kemajuan saat ini. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan ini juga membawa beberapa dampak negatif, seperti intoleransi, kekerasan, dan primordialisme,” kata Indah.
Di era digitalisasi media menjadi semakin mudah didapatkan melalui platform internet dan lainnya. Menurutnya, media semakin konvergen atau menyatu, berkembang dengan cepat, dan murah. Bahkan tanpa disaring terlebih dahulu.
Dari perkembangan tersebut, akan merasakan dua dampak, yaitu positif dan negatif. Indah menyampaikan, dampak positif dari media sosial yaitu efisiensi waktu, akurasi data, meningkatnya produktivitas, sistematis, dan terstrukur. Sementara dampak negatifnya berhubungan dengan keamanan, kesehatan fisik dan mental, serta penyebaran konten negatif di media sosial.
“Dengan adanya era digitalisasi ini, bangsa kita akan terhasut atau semakin sulit membedakan berita yang benar dan tidak benar. Kita harus saring dahulu segala informasi yang kita terima. Agar tidak mudah terbawa berita hoaks yang menyebabkan retaknya persatuan dan kesatuan,” ujar Indah.
Caranya, membangun wawasan kebangsaan di era digitalisasi ini dengan membangun benteng menggunakan prinsip atau nilai dari Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. “Lalu, kita juga perlu melihat aktualisasi wawasan kebangsaan di era digital.”
Hal tersebut meliputi pemanfaatan media digital secara bijak dan positif, menciptakan kehidupan politik yang sehat, bersikap menghargai dan menghormati orang lain sesuai dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, serta menerapkan nilai budaya luhur Pancasila.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0